PMI Kota Semarang Dukung Ketahanan Masyarakat Hadapi Bencana

SEMARANG – Kota Semarang dalam sudut pandang potensinya memiliki banyak potensi, baik ekonomi, pariwisata, bahkan juga bencana yang timbul. Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang dalam program kerja mendukung ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Kita tentunya berharap aman dan tidak terjadi musibah,” kata Kepala Markas PMI Kota Semarang, Endang Puji Astuti di sela aktifitasnya di Markas PMI Kota Semarang, Jalan Soegijopranoto 35 Kota Semarang, Selasa (26/2) pagi.
“Namun demikian dari sisi manajemen kita tetap mempelajari dan mengajakan hal-hal yang perlu diketahui oleh masyarakat dalam kaitannya dengan bencana,” sambungannya.
Endang menerangkan, saat ini terdapat beberapa program kegiatan PMI guna mendukung ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana. Dia menyebutkan diantaranya siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat), pelatihan pengurangan risiko bencana (PRB) dan program Koalisi Tangguh yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
“Untuk program Sibat yang merupakan kerjasama dengan Amcross (American Red Cross) saat ini masih berlangsung, dan kita perkokoh lagi dengan PRB yang dilaksanakan di 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang,” ujarnya.
Endang melanjutkan, eksistensi PMI memang semakin bagus, terlebiu dengan adanya peran media yang sering memberitakan kegiatan PMI. Oleh karena itu, dia berharap peran para jurnalis dalam pemberitaan sebagai bagian dari laporan terhadap kegiatan yang ada.
“Alhamdulillah, saat ini PMI semakin eksis. Ini juga berkat temen-temen media yang sukarela mensyiarkan kegiatan PMI,” ungkapnya.
“Dengan adanya berita tersebut kita menjadi lebih ringan dalam menyampaikan laporan kegiatan. Kan kalau secara administrasi kita sudah komplit mengirim ke Pemerintah, dan PMI daerah maupun pusat,” terangnya.
Hal senada juga dikatakan Humas PMI Kota Semarang, Puji Yuniarto yang merasakan manfaat jejaring media.
“Tentunya saya sangat senang dengan adanya net work di dunia jurnalis. Kami (PMI) memang sudah punya majalah, akan tetapi pendistribusiannya kan terbatas di sekolah, perguruan tinggi, dan kecamatan. Tidak bisa secara menyeluruh. Selain itu secara kualitas ya beda dengan yang benar-benar jurnalis,” urainya.
Oleh sebab itu dia berharap peran para pewarta bisa dilanjutkan dengan menjadi bagian dari insan palang merah.
“Kalau memperhatikan hal tersebut, saya berharap para rekan media bisa terus berkembang dan berlanjut menjadi TSR (tenaga sukarela) PMI,” harapnya.
Untuk diketahui, tenaga sukarela PMI merupakan usaha dalam memberikan peran masyarakat dari kalangan profesional untuk turut serta berkontribusi sesuai skill dan bidangnya. (ZP/06)