Pemkab Sragen Dukung Dana Wakaf untuk Pengembangan UMKM Sentra Jamur

0

SRAGEN – Pemerintah Kabupaten Sragen terus menggenjot pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satunya, mengembangkan Sentra Jamur Sragen di Dukuh Ledok, RT 07 / RW 03, Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, yang diresmikan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Rabu (9/10/2024).

Sentra jamur yang dikelola oleh Nanik Sukoco tersebut merupakan hasil kolaborasi perdana, antara Dompet Dhuafa Jawa Tengah dengan PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (PT BPRS) Sukowati Sragen, dalam program Cash Wakaf Link Deposit (CWLD) sejak 2023.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah, Zaini Tafrikhan menyampaikan, nilai investasi imbal hasil yang didapatkan dari program CWLD itu adalah Rp1,5 miliar dari 33 wakif. Keuntungan yang didapatkan sebesar Rp80 juta, kemudian digunakan untuk mengembangkan dua kumbung padi yang berdiri di atas lahan milik Nanik, dengan masing-masing kumbung memiliki kapasitas 10.000 baglog.

“Pengembangan budidaya jamur ini sudah berjalan selama satu periode atau enam sampai tujuh bulan. Baglognya pun sudah diganti dengan yang baru, diharapkan dalam satu hingga dua pekan lagi akan diadakan panen raya,” urainya.

Pendamping Program, Nanik Sukoco, menyatakan telah memiliki empat orang karyawan. Dua orang bertugas mengelola kumbung, dan dua orang memiliki tugas untuk meracik jamur menjadi keripik.

“Hasilnya luar biasa. Kalau sedang panen raya bisa sampai 60 kg, tapi rata-rata 30 sampai 40 kg per hari. Dihargai Rp13 ribu rupiah per kilogram kalau dijual dalam keadaan segar,” jelasnya.

Nanik menceritakan, awal mula ia bekerja sama dengan Dompet Dhuafa untuk membudidayakan jamur. UMKM yang ia miliki bernama Olahan Vegeta Jaya (OVJ), yang memproduksi berbagai keripik dari dedaunan, pare, dan usus, kekurangan bahan baku untuk membuat keripik jamur.

“Di Sragen masih sangat jarang petani jamur, harganya pun sangat mahal di pasar,” tuturnya.

Nanik yang juga anggota Perkumpulan Keluarga Migran Indonesia (PMI), telah bekerja sama dengan Dompet Dhuafa sejak 2014. Di satu kesempatan, ia bertemu dan berbincang dengan Zain yang membeberkan mengenai kolaborasi antara Dompet Dhuafa dan PT BPRS Sukowati Sragen, untuk membangun sebuah sentra jamur, buah-buahan, dan potensi alam lainnya di Kabupaten Sragen.

Atas ketertarikannya itu, enam bulan berselang dari pertemuan tersebut, pihak Dompet Dhuafa dan PT BPRS Sukowati Sragen pun mendatangi lahannya untuk melakukan survei. Hingga pada 2023 lalu, budidaya jamur pun mulai ia kembangkan atas bimbingan Dompet Dhuafa.

“Di Sragen masih sangat jarang petani jamur, harganya pun sangat mahal di pasar. Sejak tahun 2016 sampai tahun 2023, kami telah memegang order di 52 toko modern, dan bulan September kemarin saya mendapatkan rekomendasi untuk menambah order di 25 toko modern,” imbuhnya.

Direktur Utama PT BPRS Sukowati Sragen, Fakhruddin Nur menjelaskan, dana yang dimanfaatkan dalam program ini hanya dana bagi hasil dari wakaf yang masuk di PT BPRS Sukowati Sragen. Sehingga, dana wakaf tetap utuh dan masih atas nama para wakif, sebutan untuk pihak yang mewakafkan harta benda miliknya yang dalam hal ini adalah uang.

“Jadi hartanya tidak hilang, tapi justru memberikan manfaat yang luar biasa bagi perekonomian masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Yuni berharap, Sentra Jamur Sragen akan terus berkembang, sehingga mampu menambah tenaga kerja dari warga sekitar Desa Mojorejo.

“Sebuah bentuk kerja sama yang menguntungkan apabila usaha jamur bisa mendapatkan bahan baku secara berkelanjutan, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, yang akan berimbas baik pada perekonomian Kabupaten Sragen,” ujar Yuni.***

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights