PLN UP3 Semarang Kembangkan Ekowisata Mangrove di Desa Kartika Jaya Kendal
SEMARANG- Selain mengembangkan bisnis di bidang ketenagalistrikan, PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Semarang juga terus menunjukkan komitmen kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar. Melalui program Corporate Social Responbility (CSR), PLN UP3 kembali mengembangkan Kawasan Ekowisata Mangrove di Desa Kartika Jaya, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.
Manager PLN UP3 Semarang, Donny Adriansyah mengatakan, pada program kali ini, Tim CSR PLN menggandeng Tim Inkubator Bisnis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bank BPD Jateng. Kolaborasi dilakukan dengan membenahi lingkungan sekitar tambak, serta membangun gardu pandang.
“Program tersebut merupakan kelanjutan dari kegiatan penanaman 5.000 bibit mangrove yang telah dilakukan PLN UP3 Semarang pada Agustus 2018 lalu,” kata Donny Adriansyah, disela Peresmian Kawasan Ekowisata Mangrove Desa Kartika Jaya, Kendal, Kamis (10/1).
Menurutnya, program CSR merupakan kegiatan rutin PLN, sesuai misinya menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
“PLN UP3 Semarang bersama STIE Bank BPD Jateng dengan senang hati membantu pembangunan Kawasan Ekowisata Mangrove di Desa Kartika Jaya. Besar harapan kami, para pengurus dapat mengelola dan merawatnya, agar memberi dampak positif kepada warga Desa Kartika Jaya,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Kartika Jaya, Budi Hartono, mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan PLN dan STIE Bank BPD Jateng dalam mengembangkan Desa Kartika Jaya.
Dijelaskan, sebelum diresmikan,
Kawasan Ekowisata Mangrove di desanya ini sudah menjadi perhatian warga. Bahkan, setiap sore hari, kawasan tersebut sudah ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati senja di gardu pandang.
“Semoga nanti kawasan ini semakin ramai pengunjung dan ekosistem mangrove terus berkembang, sehingga mencegah naiknya air laut ke rumah warga, serta mendongkrak perekonomian masyarakat melalui pengelolaan kawasan ekowisata tersebut,” harap Budi.
Siti Puryandani, Ketua STIE Bank BPD Jateng mengakui, terkait sarana penunjang Kawasan Ekowisata Mangrove memang masih membutuhkan banyak perbaikan. Salah satunya yakni masih kurangnya penunjuk jalan menuju lokasi, sehingga pengunjung dari luar desa cukup kesulitan menemukan kawasan tersebut.
Adapun rencana ke depan, lanjut Siti, pihaknya akan menyediakan lahan penanaman mangrove yang diperuntukkan bagi para pengunjung untuk ikut berkontribusi terhadap lingkungan. Setiap pengunjung yang datang, nantinya diwajibkan menanam bibit mangrove di area tersebut.
“Kami pun ingin mengajak masyarakat ikut berkontribusi terhadap lingkungan, khususnya di kawasan Ekowisata Mangrove Kartika Jaya ini, dimana mereka tidak sekedar datang berkunjung dan menikmati alam ciptaan Tuhan saja, melainkan ikut merawatnya,” tandas Siti. (ZP/06)