Nilai Tukar Petani Jateng Naik
SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah pada Maret 2019 sebesar 102,83 atau naik 0,15% dibanding NTP bulan sebelumnya sebesar 102,67.
Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widoyono mengatakan, kenaikan NTP karena Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) naik 0,56% lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (lb) yang naik 0,41%.
Disebutnya, dari lima subsektor pertanian komponen penyusun NTP, subsektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu subsektor Hortikultura naik 1,36% dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,19%. Sedangkan tiga subsektor lainnya yang mengalami penurunan indeks yaitu, subsektor Tanaman Pangan turun 0,79%, subsektor Peternakan turun 0,20% dan subsektor Perikanan turun 1,18%.
“Pada Maret 2019, komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara Iain, ketela pohon/ubi kayu, kacang hijau, bawang merah, bawang daun, kapulaga, nilam, vanili, ayam buras, domba, tongkol, selar, nila dan mas,” jelas Sentot, Senin (1/4/19).
Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga, lanjutnya antara lain komoditas jagung, gabah, kacang kedelai, kentang, wortel, |ada/merica, cengkeh, ayam ras pedaging, sapi potong, ayam ras petelur, cumi-cumi, tembang, lele dan nila.
Dikatakan, dari 33 provinsi di Indonesia, pada Maret 2019 kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 1,41%. Sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 2,43%.
Sementara itu, kata dia pada Maret 2019, Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perdesaan di Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,66%, antara Iain disebabkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran yaitu bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; sandang; kesehatan serta transportasi dan komunikasi.
“Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Jawa Tengah Maret 2019 sebesar 108,07 atau naik sebesar 0,55% dibanding NTUP bulan sebelumnya yang sebesar 107,48,” tandasnya. (ZP/06)