DFAM Catat Pertumbuhan Pendapatan Bersih Rp 30,96 Miliar
SEMARANG – Sejak resmi melantai di pasar bursa pada 27 April 2018 lalu hingga kini, PT Dafam Property Indonesia, Tbk dengan kode saham (DFAM) berhasil menunjukkan pertumbuhan kinerja pendapatan bersih sebesar 26,67% atau senilai Rp 30,96 miliar. Jumlah pendapatan bersih perusahaan yang bergerak di bidang Real Estat, Aktivitas Jasa Profesional & Teknis tersebut kini telah mencapai Rp 147,07 miliar.
Aset pada tahun 2018 tercatat Rp335,6 miliar, dari sebelumnya Rp281 miliar atau naik 19,46%. Adapun pada tahun ini targetnya Rp459 miliar.
Hal tersebut terungkap dalam Public Expose PT Dafam Property Indonesia, Tbk (DFAM), Kamis (20/6/19) di Hotel Dafam Semarang.
Dalam pemaparan publik untuk pertama kalinya, Billy Dahlan selaku Presiden Direktur PT Dafam Property Indonesia, Tbk (DFAM) mengatakan, dalam tahun 2018, DFAM telah merealisasikan penawaran Umum Saham Perdananya 27 April 2018 dan juga mengembangkan usaha dengan pembentukan Kerja Sama Operasi Dafam Tiga Putra untuk pengembangan propertinya. Selain itu, melalui Entitas Anaknya, PT Dafam Hotel Management, telah mengelola 22 Hotel & Resort/Villa, dengan 2378 kamar, yang tersebar di 18 Kota di Indonesia, dengan didukung 299 karyawan professional.
Seperti diketahui, perseroan merupakan bagian dari Dafam Group yang memiliki sejumlah perusahaan di berbagai bidang bisnis, seperti peternakan sarang burung wallet, farmasi, mitra produksi sigaret, lifestyle resto & cafe dan investasi lainnya. Didukung oleh manajemen yang telah berpengalaman puluhan tahun dalam bidang perhotelan dan pengembangan properti, Perseroan memiliki inovasi dan kreatifrtas dan mengembangkan proyek-proyeknya di Indonesia.
“DFAM menempatkan posisi pada Sektor Trade, Service & Investment dan Sub Sektor Tourism, Restaurant & Hotel di daftar Emiten Bursa Efek Indonesia. Kami spesialis dalam pengembangan properti, pengelolaan gedung, sewa gedung, perhotelan dan jasa manajemen hotel melalui Entitas Anak,” ujarnya.
Billy mengatakan, peningkatan pendapatan tidak terlepas dari tren bisnis pariwisata di Indonesia yang terus meningkat. Bisnis pariwisata banyak membutuhkan hunian kamar hotel dan MICE.
“Selama ini kontribusi pendapatan dari perhotelan memang cukup mendominasi. Bahkan kami memprediksi ke depan industri pariwisata akan meningkat terus. Di setiap daerah, pasti akan membutuhkan akomodasi pariwisata, seperti kamar hotel dan MICE,” katanya.
Menurutnya, pada tahun 2019 ini, DFAM menargetkan pertumbuhan jumlah hotel yang dikelolanya mencapai 50 unit dari 22 unit yang sudah ada. DFAM juga mulai merambah hotel syariah, dimana tahun ini akan ada 3 unit lagi hotel syariah di bawah pengelolaan Dafam Hotel Manajemen.
“Dalam waktu dekat ini akan ada 12 hotel baru yang dikelola Dafam Hotel Manajemen, dimana 7 sudah MoU dan 5 dalam proses, termasuk 3 hotel syariah,” ungkapnya.
Dari sisi properti, lanjutnya, pada 2018 peningkatannya memang belum optimal, karena ada beberapa faktor, seperti tahun politik dan keberadaan Trans Jawa. Untuk perumahan kelas menengah dan menengah atas, konsumen menjadi cenderung wait and see untuk melakukan transaksi pembelian rumah.
“Melihat fenomena tersebut, saat ini DFAM mulai menggunakan strategi baru untuk terus memperluas pasar. Selain menggarap segmen menengah atas, untuk 5 tahun ke depan, DFAM akan fokus juga dalam menggarap perumahan FLPP dengan menggandeng ASN/TNI/Polri,” tegasnya.
Billy menjelaskan, dalam pengembangan bisnisnya DFAM melalui dana yang dihimpun akan menambah aset untuk memperluas bisnis. Salah satunya dengan membangun proyek-proyek perumahan FLPP, yang dimulai dengan akuisisi sejumlah lahan.
“Jadi untuk tahun pertama ini kita belum membagi deviden dulu, tetapi dana yang ada akan digunakan untuk pengembangan bisnis, akuisisi lahan di Madiun, dan lain-lain,” jelasnya. (ZP/07)