Volume Ekspor Perikanan Jateng September 2019 Cetak Rekor Tertinggi
SEMARANG – Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang mencatat volume ekspor hasil perikanan Jawa Tengah periode September menjadi yang tertinggi di 2019.
Adapun Data Perkembangan Ekspor Komoditi Perikanan di Jawa Tengah periode Januari hingga September Tahun 2019 menyentuh angka Rp 2.1 Triliun Rupiah, nilai ini berasal dari produk perikanan yang diekspor yaitu sejumlah 35.478 Ton.
“Khusus Bulan September ini, capaian volume ekspor adalah sebanyak 5.006 ton, angka ini merupakan posisi tertinggi selama kurun waktu tahun 2019,” kata Kepala BKIPM Semarang, Raden Gatot Perdana, Jumat (18/10/19).
“Nilai ekspor selama September 2019 adalah sebesar Rp 246 Miliar, sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu Juli dan Agustus yang nilainya sama yaitu Rp 229 Miliar,” sambungnya.
Dikatakan, produk Perikanan yang di ekspor sampai dengan periode September 2019 ini, terdata sebanyak 57 jenis komoditi, dan seluruhnya telah memenuhi persyaratan ekspor dan dilengkapi sertifikat Kesehatan Ikan yang menjadi jaminan bahwa ikan aman dan layak konsumsi.
“Lima Komoditi yang menjadi Unggulan teratas sesuai dengan Sistem Siji Data (SIDAT) Balai KIPM Semarang adalah Daging Rajungan, Surimi, cumi-cumi, udang dan daging nila. Dan yang paling dominan adalah daging rajungan dengan nilai ekspor mencapai Rp 718 Miliar Rupiah, setara dengan volume 2.302 Ton,” ujarnya.
Disebutnya, nilai ekspor produk perikanan tertinggi diduduki Amerika Serikat yaitu 763 Miliar Rupiah, selain itu China juga merupakan daerah tujuan ekspor yang termasuk dalam tingkatan 5 terbesar dengan volume tonase produk perikanan tertinggi yaitu mencapai 11.042 ton dan disusul jepang yaitu 5.460 ton.
Ia menjelaskan, produk perikanan yang di ekspor, seluruhnya telah memiliki sertifikat HACCP, yang konsisten menerapkan sistem Good Manufacture Practices (GMP) di unit pengolahan ikan, diimplementasikan pada saat proses pengolahannya, sehingga sudah dapat dipastikan terjamin mutunya.
Ditambahkan, BKIPM Semarang juga telah merilis sertifikat kesehatan ikan dan produk perikanan tujuan ekspor sebanyak 4.164 lembar, tertuju untuk 28 negara di dunia diantaranya Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Taiwan, China dan lainnya hingga bulan September 2019 ini.
“Pengawasan terhadap mutu dan keamanan hasil perikanan oleh BKIPM menjadikan produk perikanan memiliki daya jual yang mampu bersaing dengan negara lain,” katanya.
Ia menerangkan, BKIPM Semarang sebagai otoritas kompeten dari Kementerian Kelautan dan Perikanan senantiasa mengajak semua pihak untuk mendukung ekspor perikanan sehingga produk Indonesia khususnya Jateng mampu berdaya saing dengan produk manca negara.
“Selain itu Unit-unit pengolahan ikan sebagai mitra kerja dihimbau agar selalu konsisten menerapkan HACCP sehingga kualitas produk yang hasilkan selalu terjaga mutu dan keamanannya,” pungkasnya. (ZP/05)