Naruna dan JNE: Kolaborasi UMKM Salatiga Tembus Pasar Global

Semarang – Perjalanan bisnis Naruna, pelaku UMKM asal Kota Salatiga, membuktikan bahwa dukungan logistik yang tepat mampu membuka peluang hingga ke pasar internasional.
Melalui kerja sama dengan JNE, Naruna kini berhasil meningkatkan volume pengiriman hingga jutaan transaksi per bulan dan menjangkau konsumen di seluruh Indonesia, bahkan hingga ekspor ke luar negeri.
Co-founder Naruna, Oka Widyanarka, menceritakan bagaimana perusahaannya memulai usaha dengan keterbatasan. Hal itu disampaikan saat kegiatan Kopdar JNE dan Media di Hotel Gumaya Semarang, Kamis (6/11).
“Di awal, kiriman kami hanya satu atau dua boks, bahkan kami antar sendiri ke kantor JNE. Setelah sekitar dua bulan, melihat transaksi kami yang meningkat, pihak JNE akhirnya menawarkan layanan penjemputan,” ujar Oka.
Kini, Naruna mencatat nilai transaksi pengiriman mencapai sekitar tujuh juta per bulan melalui JNE. Dalam skala besar, perusahaan kerajinan ini bahkan kerap menyewa truk khusus untuk memenuhi permintaan pelanggan dari berbagai wilayah seperti Jabodetabek.
“Kami pernah mengalami kendala dalam pengiriman ke luar negeri, tapi JNE sangat tanggap. Bahkan pihak dari Jakarta datang langsung untuk membantu mencari solusi. Itu bentuk kepedulian yang jarang kami dapat dari perusahaan logistik lain,” tambah Oka.
Menurut Oka, kerja sama yang terjalin tidak hanya berbasis bisnis, tetapi juga komunikasi dan kepercayaan.
Sementara itu, Research and Product Development Head JNE, Davis Gunawan, menegaskan pihaknya terus berkomitmen mendorong pemberdayaan UMKM di berbagai daerah melalui program Gollaborasi JNE.
Salah satu inisiatif utama adalah program pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM, khususnya di wilayah yang jauh dari pusat kota. “Kami rutin menghadirkan praktisi digital marketing, fotografi produk, dan packaging. Tujuannya agar UMKM bisa naik kelas — tidak hanya bisa memproduksi, tapi juga menjual secara digital,” ujar Davis.
Davis menekankan bahwa pemberdayaan UMKM bukan sekadar strategi bisnis, melainkan bagian dari komitmen sosial perusahaan. Sinergi antara pelaku usaha seperti Naruna dan dukungan ekosistem logistik yang inklusif menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia mampu menembus pasar global bila didukung infrastruktur logistik yang handal dan pendampingan digital berkelanjutan.
“Kami tidak pernah menuntut agar mereka harus terus memakai JNE. Prinsip kami, bantu dulu agar mereka tumbuh. Kalau mereka tetap bersama kami, itu bonus. Tapi kalau berpindah ke jasa lain, kami akan terus bantu UMKM lain yang baru,” tutup Davis.*
