Noor Achmad; Keputusan MAJT Undang UAS bukan Grusa-grusu
Semarang – Adanya berita di medsos tentang penolakan oleh sebagian kelompok akan kehadiran Ustadz Abdul Somad (UAS) terjadi di beberapa daerah di Indonesia tak membuat Dewan Pengurus Pelaksana (DPP) Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merubah niat.
MAJT tetap melanjutkan rencana, dan kini terus berupaya mematangkan persiapan menyambut kehadiran UAS yang akan mengisi pengajian bakda subuh, pada Minggu (2/9), di ruang utama MAJT.
Persiapan yang dilakukan mulai dari antisipasi bakal melubernya jemaah hingga aspek keamanan yang harus diperkuat.
Ketua DPP MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA, Rabu (29/8), menegaskan, pihaknya tidak terpengaruh oleh ‘geger’ di medsos yang bernada mengaitkan UAS dengan HTI, yang kini menjadi organisasi terlarang di Tanah Air. Justru sikap MAJT yang tetap kukuh menghadirkan UAS, sekaligus untuk memberi pemahaman kepada masyarakat luas agar tidak mudah terprovokasi atas isu-isu negatif yang menyudutkan UAS.
“Berdasarkan penelitian, kajian dan cek and ricek dari berbagai sumber terpecaya, UAS adalah penganut paham sunni sehingga peribadatan dan pola dakwahnya tak ada bedanya dengan nahdliyyin, mengedepankan Islam wasathiyyah dan NKRI-nya tidak perlu diragukan,” papar dia.
Apalagi, lanjut Prof Noor Achmad, reputasi MAJT sudah internasional. Hal ini berkat kepercayaan masyarakat Indonesia dan dunia. Tentu, semua program dan kebijakan MAJT pasti melalui prosedur dan pertimbangan matang. Bukan dilakukan secara grusa-grusu. Hal ini yang perlu dipahami masyarakat agar tidak mudah menyudutkan MAJT.
Ditegaskan, materi dan metode ceramah UAS sangat digemari masyarakat. Di mana pun ada pengajian UAS, jemaah selalu berjubel. Jadwal ceramahnya sangat padat. Bila UAS sosok yang radikal, tidak mungkin publik terpikat dan aparat pemerintah pun tidak akan memberi kebebasan seperti saat ini. “Kita patut menilai UAS sosok yang punya potensi yang harus dijaga dan dirawat bersama,” ucap mantan rektor Unwahas Semarang ini.
Prof Noor Achmad meyakini mendatangkan UAS sebagai hal mulia, maka Insya Allah pengajian akan berjalan lancar tanpa kendala. Meski begitu ada aspek keamanan patut ditaati. Jemaah tidak boleh membawa atribut apapun, baik yang menempel di badan maupun untuk dipasang di area MAJT. Sesuai peraturan DPP MAJT, yang berhak memasang atribut hanya MAJT.
Termasuk pengamanan terhadap jemaah dan UAS baik akan dilakukan oleh internal MAJT. Siapa pun kecuali aparat negara, tidak boleh terlibat dalam pengamanan pengajian UAS di MAJT.
“Saya berharap semua jemaah harus menjaga ketertiban, kesantunan dan kekhusyukan pengajian UAS,” pintanya. (zp/03)