Antisipasi Pergerakan Massa, Polres Banyumas Razia di Perbatasan

0

BANYUMAS – Berbagai antisipasi untuk meminimalkan pergerakan massa ke Jakarta terus dilakukan jajaran Polres Banyumas. Ada lima titik yang dipantau terus-menerus selama tiga hari, tiga malam, yaitu tiga titik di wilayah perbatasan dan pusat transportasi umum, terminal serta stasiun kereta api.

Kapolres Banyumas, AKBP Bambang Yudhantara Salamun terjun langsung memimpin operasi cipta kondisi hingga Selasa (21/5/2019) dini hari. Dalam razia di perbatasan Banyumas bagian barat, yaitu Kecamatan Pekuncen, semua kendaraan roda empat dihentikan dan diperiksa. Begitu pula dengan kendaraan bus, minibus dan kendaraan lain yang disinyalir membawa banyak orang.

“Operasi cipta kondisi ini kita lakukan mulai tanggal 20 Mei kemarin hingga Rabu besok. Dalam rangka menyikapi situasi terkini di ibu kota yang akan ada kegiatan 22 Mei dan kita upayakan semaksimal mungkin untuk meminimalisir pergerakan massa ke Jakarta dari arah Banyumas ini,” terang Kapolres.

Total ada 150 personil yang diterjunkan dan disebar pada lima titik. Yaitu mulai dari perbatasan Banyumas di Kecamatan Sokaraja, wilayah perbatasan di Kecamatan Lumbir dan Pekuncen, serta Terminal Bus Bulupitu dan Stasiun KA Purwokerto.

Razia dilakukan mulai dari identitas para penumpang, kelengkapan surat kendaraan hingga barang bawaan penumpang serta maksud dan tujuan dari perjalanannya.  Dalam razia di Pekuncen, sebagian besar kendaraan mobil pribadi yang melintas dari luar kota.

“Untuk pergerakan massa dari Banyumas yang terindikasi akan ke Jakarta mengikuti kegiatan 22 Mei, kita sarankan untuk kembali. Mengingat proses pemilu di Banyumas ini sudah berjalan dengan damai, kondusif, tanpa kecurangan dan semua saksi peserta pemilu juga sudah mengakui kondusifitas tersebut, sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat Banyumas untuk mengikuti aksi 22 Mei,” tegas Kapolres.

Kapolres juga terjun langsung dalam operasi cipta kondisi, dari mulai mengarahkan kendaraan masuk parkiran untuk dilakukan pemeriksaan, hingga berdialog langsung dengan pengemudi dan para penumpang. Seperti saat ada bus pariwisata yang membawa puluhan orang ke Jakarta. Rombongan tersebut merupakan pengurus Muhammdiyah dari Yogyakarta, berangkat dengan tujuan studi tour. Pemeriksaan terhadap bus tersebut cukup lama, karena ditemukan barang bawaan penumpang berupa satu kardus slayer.

“Ibu tolong dibuka bungkus slayernya, siapa tahu ada simbol-simbol apa,” kata Kapolres.

Setelah pemeriksaan dirasa cukup dan bus diperbolehkan melanjutkan perjalanan, Kapolres menyempatkan diri naik ke atas bus dan memohon maaf kepada para penumpang jika kenyamanan perjalanan terganggu, semua itu demi keselamatan bersama. (Ning Effendi)

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights