Gama Candi Bidik Segmen Wedding

SEMARANG – Gama Candi yang mulai November 2018 lalu pindah ke BSB City kini mulai membidik segmen bisnis penyelenggaraan pernikahan (wedding). Bisnis yang dinilai tidak pernah sepi itu bisa memanfaatkan area resto Gama Candi BSB City yang relatif luas dan bernuansa natural.
Pemilik Gama Candi BSB City Semarang, Jimmy Susilo mengatakan, selama ini di kawasan Semarang Barat belum ada venue yang terlalu besar untuk menghelat pernikahan. Dengan luas areal restoran yang mencapai 2.200 meter persegi, Gama Candi optimis tempat yang dimilikinya hasil kerja sama dengan BSB City itu dapat menarik pasangan yang akan menikah atau orangtua yang akan menikahkah anaknya.
“Apalagi kami memiliki area parkir kendaraan yang luas hingga 5.000 meter persegi. Itu dapat menampung 300 sampai dengan 500 kendaraan,” katanya, saat ditemui di Gama Candi Resto BSB City, Rabu (1/4) kemarin.
Ditambahkan, untuk kapasitas tamu dapat menampung 1.000 hingga 1.200 orang. Belum lagi nuansa natural yang tercipta di dalam resto yang menarik
Bahkan, lanjutnya, untuk memudahkan masyarakat yang ingin menyelenggarakan pernikahan, Gama Candi pun telah bekerja sama dengan vendor-vendor yang biasa menangani pernikahan. Beberapa di antaranya Wedding Organizer Manunggal, Sonokembang Katering, Sanggar Rias Pengatin dan Dekorasi Denar Kusuma dan Moois Picture dengan memberikan tawaran paket-paket khusus, satu di antaranya paket Rp 119.500.000 untuk 500 pax atau 250 undangan.
“Kami ingin menjadi Resto Resort dengan konsep utama wedding, selain reguler, meeting, acara kantor dan lain-lain. Selama ini yang lumayan besar di kawasan Semarang Barat hanya ada UIN dan Lakers, kami menawarkan suasana yang berbeda, bisa indoor maupun outdoor,” ujar Jimmy.
Pihaknya menargetkan setiap pekan ada yang memakai tempatnya, untuk digunakan sebagai perhelatan wedding. Jimmy menyasar segmen pasar menengah ke atas dengan paket-paket yang ditawarkan, baik bersama rekanan-rekanan vendor wedding yang telah bekerja sama maupun tidak.
“Saya fleksibel kok, bisa tidak menggunakan yang sudah bekerja sama dengan kami. Kalau menggelar pernikahan di tempat ini juga tidak harus memakai makanan restoran kami,” tambah pemilik restoran yang memiliki cabang di Bandung dan Yogyakarta.
Selain ia juga tidak ingin calon customer khawatir, pengeluaran yang bakal dikeluarkan untuk menggelar pernikahan membengkak. Berapa jumlah dana yang dimiliki customer, ia berusaha untuk mengatur agar pesta pernikahan dapat tetap berlangsung dengan pantas. (ZP/06)