Gelaran Seni Hingga Pengajian Umum akan Dihadirkan di Haul ke-93 Mbah Said
CIREBON – Pondok Pesantren Gedongan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bakal menggelar peringatan Haul ke-93 KH Muhammad Said atau Mbah Said yang merupakan pendiri pondok tersebut. Ada beragam kegiatan yang disajikan, mulai pageralan seni hingga pengajian umum.
Peringatan Haul ke-93 Mbah Said pada tahun ini mengangkat tema “Pesantren Keberagaman dan Kebersamaan dalam bingkai NKRI Bersama Sama Menjaga Ukhuwwah Wathoniyah, Insaniah dan Islamiyyah.”
Haul akan dimulai dengan pagelaran seni dan budaya pada Senin (10/1/2024), lalu seminar nasional psikologi dan kesehatan pada Jumat (12/1/2024). Selain itu ada juga bakti sosial, karnaval dan marching band competition pada Rabu (17/1/2024).
Selanjutnya bahtsul masail se-Jawa dan Madura serta khotmil Quran di 93 titik pada Kamis (18/1/2024), bedah buku Radikalisme di Media Sosial dan seminar tasawuf dan filsafat pada Jumat (19/1/2024). Lalu puncak acara ditutup tahlil dan pengajian umum pada Sabtu (20/1/2024).
Ketua Panitia Haul Mbah Said ke-93, H. Ahmad Marzuki mengatakan, persiapan telah dilakukan dengan maksimal. Mulai dari pembentukan panitia hingga koordinasi dengan pemerintah pusat dan beberapa kementrian.
“Secara umum persiapan sudah matang, tinggal pelaksanaan aja,” kata Kang Uki sapaan akrab Ahmad Marzuki.
Pondok Pesantren Gedongan mengundang sejumlah tokoh nasional. Pada pembukaan yang dimulai dengan pagelaran seni dan budaya, turut hadir Buya Syakur Yasin, Sujiwo Tejo, Lesbumi PCNU Kabupaten Cirebon dan budayan sewilayah Ciayumajakuning.
Sementara pada momen puncak haul rencananya mengundang presiden dan wakil presiden serta beberapa kabinetnya. Mulai Menteri Agama, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Kesehatan, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Jadi Momen Refleksi Keteladaan
Semenetara Wakil Ketua Panitia, Muhammad Idrus mengatakan, selain berdoa, haul kali ini juga sebagai momentum refelksi bersama untuk meneladai perjuangan yang dicontohkan oleh para sesepuh Gedongan dan Mbah Said.
Pasalnya, dikatakan Idrus, buyut KH. Said Aqiel Siroj, Ketua Umum PBNU periode 2010 hingga 2019 ini memiliki kiprah yang besar dalam perkembangan pesantren.
Sebab, Mbah Said dianggap sebagai sosok yang menjadi cikal-bakal berkembangnya beberapa pesantren di Jawa, khususnya di Cirebon.
“Mbah Said banyak berperan dalam melakukan perjuangan melawan penjajah Belanda,” kata dia.
Selain itu, menurut catatat keluarga, Mbah Said Gedongan turut aktif melawan penjajah Belanda. Diceritakan bahwa Mbah Said pernah menentang keputusan pemerintah Hindia Belanda terkait penetapan hari raya yang dinilai tidak berlandaskan rukyatul hilal.
Dia juga menjelaskan makna tema “Pesantren Keberagaman dan Kebersamaan dalam bingkai NKRI Bersama Sama Menjaga Ukhuwwah Wathoniyah, Insaniah dan Islamiyyah” yang diangkat dalam peringatan haul kali ini.
“Haul ini menjadi momentum yang pas untuk menjaga itu,” kata Idurs.
Menurutnya, ancaman perpecahan antar umat bangsa menjadi hal yang perlu diwaspadai, terutama memasuki masa Pemilu 2024. Masyarakat perlu belajar pada momentum Pemilu 2019 lalu.
Dikatakannya, pada Pemilu 2019 lalu kerapkali terjadi perbedaan pilihan politik yang akhirnya membuat adanya perpecahan antar sesama anak bangsa.
Padahal, kata Idrus, perbedaan itu bagian dari keberagaman dan keberagaman merupakan sunnatullah yang harus dijaga bersama-sama. Maka dari itu dia mengajak seluruh santri untuk belajar dari Mbah Said.
“Kita masih teringat pada pemilu 2019, bagaimana terlihat jelas polarisasi antar umat, terutama umat Islam,” kata dia.