SEMARANG – Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno meminta para pemangku kepentingan dan masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan, guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kebakaran hutan dan lahan harus kita cegah. Karena hutan mempunyai fungsi sangat strategis dan merupakan salah satu penyeimbang lingkungan,” ujar Sumarno, di sela Rakor Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan, di Rimba Graha Semarang, Senin (26/8/2024).
Menurut dia, faktor alam bukan satu-satunya penyebab karhutla, namun faktor ulah manusia juga kerap jadi salah satu penyebabnya. Oleh karenanya, aktivitas yang berpotensi menyebabkan kebakaran seperti membuang rokok di sekitar kawasan hutan, harus dihindari.
Sumarno berharap, kepedulian masyarakat dalam menjaga hutan agar tetap lestari terus ditingkatkan.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Haryo Pambudi menjelaskan, luas hutan dan lahan terbakar di Jateng pada 2023 mencapai 9.966 hektare. Dari luasan tersebut tertinggi di Blora yang mencapai 2.863 hektare, Brebes seluas 940 hektare, serta Kabupaten Semarang seluas 690 hektare.
Sedangkan selama Januari -Juli 2024, luas hutan dan lahan yang terbakar di Jateng mencapai 153 hektare. Paling luas di Kabupaten Tegal yang mencapai 45 hektare.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto menuturkan, wilayah Jateng punya luasan hutan sebesar 1.292.535 hektare, terdiri dari kawasan hutan dan hutan rakyat. Menurut dia, upaya pencegahan penting dilakukan seluruh pihak agar tak terjadi kebakaran hutan.
“Peran dari masyarakat sangat luar biasa. Sehingga adanya rakor seperti ini, diharapkan ke depan tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan,” katanya.