OJK Pacu Peningkatan Literasi Keuangan Syariah Masyarakat Jateng

0
Kepala OJK Regional 3 Jateng dan DIY, Aman Santosa dalam kegiatan Islamic Financial Challenge (IFC) Regional Jateng dan DIY 2018. 

SEMARANG- Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Jawa Tengah dan DIY bersama Industri Jasa Keuangan di Jateng bekerja sama dengan Forum Studi Ekonomi dan Hukum Islam (Forshei) menyelenggarakan kegiatan Islamic Financial Challenge (IFC) Regional Jateng dan DIY 2018 dengan tema “Mewujudkan Jawa Tengah dan DIY Sebagai Poros Pertumbuhan Ekonomi dan Keuangan Syariah”.

Penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan untuk mensukseskan misi ketiga yang tercantum dalam roadmap pengembangan keuangan syariah 2017-2019, yaitu “Meningkatkan inklusi produk keuangan syariah dan koordinasi dengan pemangku kepentingan untuk memperbesar pangsa pasar keuangan syariah”

Kepala OJK Regional 3 Jateng dan DIY, Aman Santosa mengatakan, program utama dalam misi tersebut, yakni optimalisasi promosi keuangan syariah yang dapat diwujudkan dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk jasa keuangan syariah.

Berdasarkan hasil survey literasi yang dilakukan OJK pada tahun 2016 menunjukkan bahwa tingkat literasi (pemahaman) dan tingkat inklusi (pemanfaatan) masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan syariah masih rendah.

Hal tersebut ditunjukkan dengan indeks literasi keuangan syariah baru mencapai 8,11% dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 11,06%. Sementara indeks literasi keuangan konvensional mencapai 29,66% dan indeks inklusi keuangan sebesar 67,82%.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan literasi dan inklusi di Jawa Tengah, OJK bersama Industri Jasa Keuangan turut berperan serta dalam mensosialisasikan produk syariah kepada masyarakat, termasuk diantaranya kegiatan IFC Regional Jateng dan DIY 2018.

“Diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat meningkatkan tingkat literasi dan inklusi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan keuangan syariah di Jateng dan DIY,” kata Aman Santosa, Kamis (22/11).

Dikatakan, sasaran utama kegiatan tersebut yakni mahasiswa, dosen dan masyarakat dengan rangkaian kegiatan berupa Olympiade Keuangan Syariah, lomba video literasi keuangan, sosialisasi, call paper for dosen dan diakhiri dengan seminar yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, diantaranya Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, Otoritas Jasa Keuangan, Industri Jasa Keuangan dan Akademisi, tambahnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin mengemukakan, pengembangan Lembaga Keuangan Syariah hendaknya diimbangi dengan penyediaan SDM pelaksana yang berkualitas serta prasarana pendukung yang memadai.

“Hal tersebut perlu didukung dengan adanya diseminasi dan edukasi yang berkelanjutan secara luas mengenai fungsi dan keunggulan Lembaga Keuangan Syariah kepada masyarakat,” ujarnya.

Taj Yasin menambahkan bahwa dalam mencapai tujuan pengembangan industri keuangan syariah diperlukan tanggungjawab tidak hanya pemerintah maupun Lembaga Keuangan Syariah, namun harus dilakukan secara sinergis dan terintegrasi oleh semua pihak, termasuk ulama, otoritas moneter dan Lembaga Keuangan, dunia usaha, akademisi dan stakeholder terkait lainnya.

Selain itu, pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti ini dan atas keterlibatan semua pihak diharapkan dapat meningkatkan optimisme untuk dapat Mewujudkan Jawa Tengah dan DIY Sebagai Poros Pertumbuhan Ekonomi dan Keuangan Syariah. (ZP/06)

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan