OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan di Jawa Tengah Stabil dan Terjaga

0
OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan di Jawa Tengah Stabil dan Terjaga.

 

SEMARANG – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah menilai kondisi sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Tengah sampai dengan Januari 2024 dalam kondisi stabil dengan kinerja tumbuh positif didukung dengan likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah – Sumarjono mengatakan, kinerja Perbankan di Jawa Tengah pada Januari 2024 secara umum terjaga dengan baik dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

“Aset Perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp516,97 triliun atau tumbuh sebesar 7,17 persen yoy,” ujarnya.

Ia mengatakan, dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) Perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp410,81 triliun atau tumbuh sebesar 9,76 persen yoy.

Sementara itu penyaluran kredit Perbankan di Jawa Tengah mencapai sebesar Rp384,93 triliun atau tumbuh sebesar 10,72 persen yoy. Sedangkan NPL Perbankan di Jawa Tengah pada  Januari 2024 terjaga pada angka 4,43 persen di bawah threshold.

Pada sektor IKNB, jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK yaitu sebanyak 101 penyelenggara yang terdiri dari 94 konvensional dan 7 penyelenggara dengan sistem syariah.

“Kinerja fintech peer to peer (P2P) Lending di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif. Outstanding pinjaman mencapai Rp4,65 triliun dan meningkat sebesar 26,7 persen yoy. Pertumbuhan tersebut diikuti dengan risiko pembiayaan yang masih terjaga, hal tersebut ditunjukkan oleh rasio Tingkat Wan Prestasi (TWP 90) sebesar 2,74 persen,” ungkapnya.

Sedangkan untuk perusahaan Pembiayaan di Jawa Tengah mencatatkan penurunan nilai  penyaluran pinjaman sebesar 0,72 persen yoy dengan NPF gross sebesar 2,66 persen. Kemudian pembiayaan Perusahaan Modal Ventura juga mengalami kontraksi 17,99 persen yoy menjadi  Rp1,14 triliun.

“Aset Dana Pensiun tumbuh 8,78 persen yoy mencapai Rp6,43 triliun atau tumbuh 8,78 persen yoy,” terangnya.

Ia menambah, transaksi di Pasar Modal Jawa Tengah didominasi oleh investor individu dengan jumlah SID Saham yang meningkat sebesar 21,84 persen yoy atau mencapai 629.113 investor pada Januari 2024, SID Reksadana meningkat 19,02 persen yoy atau mencapai 1.367.340 investor. Selain itu, SID SBN tumbuh 23,62 persen atau mencapai 82.627 investor.

Pada periode Januari-Februari 2024 jumlah pengaduan yang masuk dalam Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) sebanyak 206 pengaduan. Jika dibedakan berdasarkan jenis aduan maka  terbanyak adalah Financial Technology (Fintech) 80 pengaduan, Perbankan-Bank Umum 74 pengaduan, Perbankan-BPR 21 pengaduan, Pembiayaan 15 pengaduan, Asuransi  10 pengaduan, Pergadaian 1 pengaduan, dan Non-LJK lainnya 5 pengaduan.

“Untuk menurunkan jumlah pengaduan, OJK Provinsi Jawa Tengah senantiasa melaksanakan kegiatan edukasi secara masif kepada masyarakat, yang hingga akhir Februari 2024 telah dilaksanakan kegiatan sebanyak 20 edukasi kepada masyarakat termasuk pelajar dan pelaku UMKM,” jelasnya.

Sementara itu untuk mendukung peningkatan literasi keuangan, OJK Provinsi Jawa Tengah telah membuka Mini Galeri yang diresmikan langsung oleh Ketua Dewan Komisioner OJK pada 8 Maret 2024. Saat ini secara resmi telah dibuka akses kunjungan kepada masyarakat setiap hari Senin, Rabu dan Jumat mulai pukul 10.00 WIB dengan mendaftarkan pada https://bit.ly/GaleriKOSG dan mengisi mini kuis edukasi. Pengunjung juga bisa menambah pengetahuan tentang OJK maupun industri jasa keuangan dari materi edukasi yang disediakan.

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights