Pacu Investasi, Pemerintah Didorong Optimalkan Sistem OSS

SEMARANG – Anggota Komisi VI, Juliari Batubara mendorong pemerintah terus mengoptimalkan sistem online single submission (OSS) atau pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik untuk memacu pertumbuhan investasi.
Menurut Politisi PDI Perjuangan ini, sistem OSS menjadi terobosan yang bagus dan harus dikelola sebaik mungkin agar tidak ada keluhan dan kendala teknis yang membuat calon investor tidak nyaman.
“Melalui sistem yang paperless tersebut kemungkinan penyelewengan semakin tereliminasi. Kami mengapresiasi peran Presiden, BKPM, dan DPMPTSP mewujudkan sistem tersebut. Ke depan semoga bisnis Indonesia naik peringkat, dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh pengusaha karena lebih mudah memulai usahanya,” ujar Juliari di Semarang, Senin (25/3/19).
Dikatakan, negara yang kuat salah satunya adalah dilihat dari kalangan pengusaha. Dengan adanya pengusaha maka ada usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan sehingga ekonomi mampu tumbuh.
“Seorang pengusaha tidak hanya memimikirkan diri sendiri, namun mereka juga memikirkan orang lain, terutama dengan membuka lapangan pekerjaan. Kalau pengusaha dan usahanya kuat negara akan sejahtera,” terangnya.
Direkktur Pengembangan Potensi Daerah BKPM, Iwan Suryana mengemukakan, peralihan perizinan dari konvensional ke OSS memang masih membutuhkan penyesuaian, baik dari pengusaha maupun sistem tersebut.
“Pindah ke digital ada masa transisinya, sistem baru butuh penyesuaian. Namanya aplikasi online kendala lambat bisa masalah internetnya. Di pusat kota mungkin mudah, namun di luar daerah ada kendala jaringan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki mengatakan, sistem OSS sangat membantu kemudahan perizinan di kota ini.
Dikatakan, selain OSS Kota Semarang juga memiliki sistem yang hampir sama yang memberikan layanan terintegrasi yakni digital signature. Melalu sistem tersebut bisa mendapatkan tanda tangan izin secara digital.
“Selain OSS, Kota Semarang juga memiliki sistem terintegrasi lokal yakni digital signature. Pelayanan digital tersebut dilakukan mempercepat izin, misal jasa kontruksi, tenaga kesehatan dan lainnya. Semua untuk percepatan investasi,” jelasnya.
Dikatakan, melalui berbagai kemudahan izin usaha dan iklim investasi yang baik di Kota Semarang ia optimistis target investasi di 2019 bakal tercapai.
Adapun di 2019 Kota Semarang ditargetkan mampu meraih investasi sebesar Rp 20,5 triliun. Jumlah tersebut naik dari 2018 yang sebesar Rp 17,5 triliun. (ZP/05)