Pemuda Muhammadiyah Banyumas Intruksikan Tolak People Power

PURWOKERTO – Dinilai lebih banyak dampak negatifnya daripada manfaatnya, Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Banyumas mengeluarkan intruksi kepada seluruh anggota untuk tidak ikut dalam gerakan people power. Sebab, pengerahan massa dalam jumlah besar berpontensi menimbulka kerusuhan serta melumpuhkan ibu kota.
“Kita sudah intruksikan kepada seluruh anggota untuk tidak ikut dalam gerakan people power, jika ada yang berpartisipasi, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab pribadi dan tidak membawa nama Pemuda Muhammadiyah maupun nama Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Banyumas,” tegas Ketua Pemuda Muhammadiyah Banyumas, Nur Fauzi, Jumat (17/5/2019).
Lebih lanjut Nur Fauzi menjelaskan, pihaknya menilai pengerahan massa dalam people power dipicu oleh ketidakpuasan terhadap hasil pemilu. Padahal sudah ada wadah atau sarana untuk menyelesaikan sengketa pemilu, yaitu melalui Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) serta Mahkamah Konstitusi (MK).
Sementara pengerahan massa ini, sangat berpotensi menimbulkan chaos, bentrok antar pendukung maupun dengan aparat keamanan. Selain itu, jika dilakukan dalam waktu lebih dari satu hari, maka ekonomi ibu kota akan lumpuh dan berbahaya bagi pemerintahan yang sah.
“Menimbang banyaknya sisi negatif dari pengerahan massa tersebut, maka kami dengan tegas menyatakan menolak people power,” kata Fauzi.
Untuk keputusan tingkat nasional, lanjutnya, koordinasi Kokam nasional seluruh Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 18-19 Mei 2019 di Yogyakarta. Koordinasi tersebut terkait sikap yang diambil tentang people power.
“Untuk daerah, kita mengambil langkah lebih awal, karena antisipasi harus dilakukan sedini mungkin dan sore ini, pimpinan daerah Pemuda Muhammadiyah Banyumas dan Kokam Banyumas akan mengadakan pertemuan dan deklrasi tolak people power,” pungkasnya. (Ning Effendi)