Rumah Energi, Sarihusada dan Danone Ecosystem Sinergi Perkuat Ketahanan Peternak Indonesia Lewat Program FRESH

0

Yogyakarta – Yayasan Rumah Energi (Rumah Energi) bersama Sarihusada Generas Mahardhika (SGM), dan Danone Ecosystem mendorong transformasi peternakan sapi perah rakyat yang berkelanjutan dan inklusif melalui Program FRESH (Farmer Resilence and Enhanced Sustainable Husbandry).

Komitmen ini ditegaskan dalam Lokakarya dan Kunjungan Lapangan yang digelar pad: Selasa (29/7) di Kaliurang, Yogyakarta. Acara ini turut dihadiri oleh Direktorat Jenderal Peternakan dar Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Dr. drh. Agung Suganda, M Si, jajaran Dinas Peternakar dan Kesehatan Hewan dari Provinsi DIY, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Sleman, Kabupaten Boyolal dan Kabupaten Klaten, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sleman, Dekan Fakultas Peternakar UGM, Fakultas Kedokteran Hewan UGM, koperasi susu, perwakilan peternak.

Lokakarya ini menjadi wadah untuk mendiseminasikan praktik baik (best practices) dan capaian keberhasilan program, sekaligus ruang dialog multipihak tentang tantangan dan peluang transformasi peternakan sapi perah rakyat di Indonesia. Kegiatan ini juga diikuti dengan kunjungan lapangan ke kandang peternak champion serta fasilitas pengelolaan susu di koperasi.

Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang, menekankan pentingnya intervensi lingkungan dan teknologi yang tepat guna untuk mendukung peternak.

“Kami melihat bahwa ketika peternak diberi akses pada pelatihan, teknologi, dan pendampingan, mereka bisa mandiri. Seperti biogas yang tidak hanya membantu menekan biaya energi, tapi juga memperbaiki sanitasi dan kualitas lingkungan di sekitar peternakan. Bio-slurry hasil olahan biogas juga kini digunakan sebagai pupuk hijauan, memberi manfaat ganda bagi produktivitas dan ketahanan pangan lokal,” katanya.

“Ini selaras dengan vis Indonesia Berdaya yang diusung Rumah Energi, sebuah komitmen untuk membangun masyarakat yang mandiri secara ekonomi, tangguh terhadap perubahan iklim, dan berdaya dalam mengelola sumber dayanya secara berkelanjutan,” imbuh Sumanda.

Berjalan sejak 2023, program FRESH merupakan inisiatif bersama yang memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu, meningkatkan pendapatan petani serta mengurangi emisi gas metana melalui empat fokus utama: peningkatan kapasitas peternak dan koperasi, penguatan infrastruktur, uji coba dan inovasi, serta mitigasi perubahan iklim dan ketahanan.

Hingga pertengahan 2025, FRESH telah mendampingi langsung 511 peternak dan 6 koperasi secara intensif. Capaian program di antaranya meliputi peningkatan produksi susu di Koperasi Samesta, UPF Kaliurang dan KJUB Puspetasari yang secara bertahap sejak Juni 2023 yang diperoleh sebagai dampak dari penerapan Peternakan Sapi Perah yang Baik atau Good Datry Farming Practices (GDFP) pengobatan dan vaksinasi pasca wabah PMK, serta program kredit sapi.

Capaian lainnya yakni peningkatan kualitas susu (lemak dan protein): perkembangan signifikan total populasi menjadi 142 ekor termasuk 18 ekor bunting yang kini dikelola oleh 43 peternak penerima manfaat serta pembangunan sebanyak 172 unit instalasi biogas baru dan perbaikan 27 unit lainnya yang seluruhnya telat dimanfaatkan oleh peternak untuk mendukung kebutuhan energi rumah tangga.

Senior Director of Public Affairs & Sustainability Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menyampaikan bahwa FRESH merupakan refleksi komitmen jangka panjang Sarihusada terhadap pembangunan ekosistem susu yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa keberhasilan industri susu tidak bisa dilepaskan dari kesejahteraan peternak sapi perah rakyat sebagai garda terdepan. FRESH bukan hanya tentang meningkatkan produksi, tapi juga memperkuat kapasitas, akses teknologi, dan kelembagaan peternak agar mereka bisa tumbuh berkelanjutan. Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan bisnis bisa berjalan beriringan dengan dampak sosial dan lngkungan yang positif. Kolaborasi lintas sektor seperti ini menjadi kunci untuk menaptakan sistem pangan yang resilien dan inklusif di Indonesia,” ujarnya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Dr. drh. Agung Suganda, M.Si, menyebut kolaborasi lintas sektor seperti Program FRESH sebagai contoh nyata transformasi peternakan rakyat di Indonesia.

“Program ini tidak hanya menjawab tantangan produktivitas dan regenerasi peternak, tapi juga menjadi solusi adaptif terhadap perubahan iklim. Ini adalah model pengembangan peternakan masa depan yang menyeluruh, berkelanjutan, dan berdaya saing. Kami sangat mengapresiasi inisiatif seperti ini dan berharap bisa direplikasi di banyak daerah,” tegasnya.

Manfaat program FRESH dirasakan langsung oleh peternak bernama Jenarwan, peternak yang berasal dari Jemowo, Boyolali, mengaku kini lebih percaya diri mengelola usahanya setelah mendapatkan pelatihan GDFP dan dukungan pengembangan pakan.

“Dulu saya menganggap beternak hanya soal memberi makan dan memerah susu. Sekarang saya mulai memahami pentingnya pencatatan seperti produksi susu, kesehatan ternak, dan biaya usaha serta manajemen keuangan. Pendampingan ini membuka cara pandang baru bahwa peternakan juga harus dikelola seperti usaha profesional. Hasilnya, kualitas susu saya meningkat, kandungan lemak dan proteinnya lebih baik, dan jumlah produksi harian juga bertambah,” ujarnya.

Dukungan terhadap peternak bukan hanya tentang pasokan, tetapi juga kontribusi nyata bagi ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan penguatan ekonomi lokal. Susu memiliki peran penting sebagai sumber gizi makro dan mikro yang dibutuhkan dalam masa tumbuh kembang anak, serta berkontribusi dalam pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan keluarga Indonesia.***

 

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights