Solid Gold Bidik Investor Milenial

0
Talkshow bertema “Tantangan Pasar Milenial Bagi Pialang Berjangka” digelar berbarengan dengan HUT ke-16 PT Solid Gold Berjangka di Hotel Patra Semarang.

SEMARANG – PT Solid Gold Berjangka (SGB) membidik investor baru, utamaya dari kalangan milenial atau anak muda. Salah satu sasarannya kalangan milenial itu adalah mahasiswa di berbagai kampus di Kota Semarang.

Hal itu disampaikan oleh Branch Manager PT Solid Gold Berjangka (SGB) Cabang Semarang, Conny Lumandung di sela perayaan HUT ke-16 yang diadakan di Hotel Patra Semarang, pada Rabu (12/5) kemarin.

“Kami ingin investor kalangan anak muda. Karena selama ini investor sebangian besar usia 40 tahun keatas. Untuk itu kita menyiapkan program anak muda, untuk masuk kampus melalui training-training,” ujarnya dihadapan tamu undangan yang diantara kalangan mahasiswa dari Undip dan beberapa kampus di Semarang.

“Alasan membidik anak kuda, karena merekalebih kreatif dan berpikir matang. Potensi pasar anak muda di Semarang juga masih sangat besar,” lanjutnya.

Dalam acara kemarin juga diisi dengan Talkshow bertema “Tantangan Pasar Milenial Bagi Pialang Berjangka” dengan pembicara Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang, Branch Manager PT Solid Gold Berjangka (SGB) Cabang Semarang, Conny Lumandung, dan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhidyadi.

Dikatakan, segmen milenial merupakan hot segmen dan menjadi future market perdagangan berjangka komoditi.

“Langkah awal gandeng beberapa kampus untuk edukasi investasi perdagangan berjangka. Tidak hanya melek tapi juga cerdas dalam investasi kedepan,” katanya.

Strategi lain yang dilakukan dalam menggaet investor adalah dengan membangun awarness atau kesadaran yang positif untuk industri perdagangan berjangka komoditi.

“Kita giatkanedukasi ke masyarakat. Banyak investor perdagangan berjangka komoditi di Semarang, namun belum yang terlalu aware dengan perdagangan berjangka,” terangnya.

Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang menuturkan, potensi market di Jawa Tengah untuk industri perdagangan berjangka komoditi masih sangat besar.

“Secara market lima kota besar investor, diantaranya Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara serta Riau. Itu lima kota yang menyumbangkan potensi besar di industri ini. Jateng dari lima kota tersebut, market share Jateng termasuk Solo 15 persen dari nasional,” tuturnya.

Menurutnya, Industri ini terus berkembang dan dinamis. “Perkembangan teknologi dan informasi saat ini gadget digunakan oleh kalangan milenial. Ini potensi dan tinggal pilih instrumen yang tepat. Dulu investasi itu berupa tanah, emas batangan deposito dan investasi konvensional lainnya, sekarang pialang berjangka seperti foreign ini,” tandasnya.

Kedepan Bursa Berjangka Jakarta akn menggiatkan kerjasama dengan perusahaan pialang resmi untuk melakukan edukasi kepada masyarakat. Hal itu agar masyarakat tidak mudah terbujuk investasi bodong yang belakangan masih marak di masyarakat. (ZP/06)

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights