Harga Beras Turun, Mentan Sebut Operasi Pasar SPHP Diperpanjang sampai Desember 2025
Semarang – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, Pimpinan Wilayah Bulog Jateng Akhmad Kholisun, serta jajaran terkait meninjau sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang, Sabtu (23/8).
Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) berjalan optimal sekaligus menjaga stabilitas harga di tingkat masyarakat.
Amran menyebut, operasi pasar beras SPHP mulai menunjukkan hasil positif. Sejak digencarkan dua hari lalu, harga beras di Semarang dan 13 provinsi lainnya mulai mengalami penurunan.
“Kita melihat operasi pasar SPHP sudah berdampak baik di 13 provinsi, harga beras sudah turun. Operasi pasar akan kita lanjutkan sampai Desember 2025. Stok kita banyak, targetnya 1,3 juta ton di seluruh Indonesia,” ujarnya usai sidak di Pasar Bulu Semarang.
Saat ini, penyaluran beras SPHP untuk operasi pasar mencapai 7.000 ton per hari dan ditargetkan naik menjadi 10.000 ton per hari. Pelaksanaannya melibatkan pemerintah daerah hingga TNI/Polri agar distribusi berjalan lancar dan harga tetap terjangkau bagi masyarakat.
Amran menambahkan, upaya stabilisasi harga beras tetap memperhatikan kesejahteraan petani. Pemerintah menyerap gabah petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram, yang naik signifikan dari 3.000 ton per hari pekan lalu menjadi lebih dari 6.000 ton pada pagi tadi.
“Pekan lalu serapan sekitar 3.000 ton per hari, hari ini sudah lebih dari 6.000 ton. Hampir dua kali lipat kenaikannya,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga berhasil menghentikan impor beras. Dengan stok Bulog yang kini mencapai hampir 4 juta ton, kebutuhan dalam negeri dinilai aman.
Amran mengingatkan, pada 2024 Indonesia masih mengimpor 3–4 juta ton beras, bahkan sempat mencapai tujuh juta ton pada tahun sebelumnya. Namun sejak awal 2025, impor beras sudah dihentikan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Saat negara lain kesulitan beras, kita bisa swasembada. Ini hasil kerja keras bersama, dan stok kita jauh lebih aman dibanding tahun lalu yang hanya sekitar satu juta ton,” pungkasnya.***