SEMARANG – Perum BULOG Divre Jateng hingga kini telah memproduksi beras renceng (kemasan 200 gram) sebanyak 23.966 sachet. Beras Renceng dengan merek “Beras Kita” dibanderol dengan harga Rp. 2.500/sachet, dan dapat diperoleh di sejumlah pasar tradisional, toko kelontong, maupun di Rumah Pangan Kita (RPK) seluruh wilayah Jawa Tengah.
Kepala Perum BULOG Divre Jateng M. Sugit Tedjo Mulyono mengatakan, Beras Renceng ini sesuai dengan terobosan Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso yang menginginkan beras harus terjangkau ke seluruh lapisan masyarakat, dan tersedia bahkan hingga ke warung-warung kecil, layaknya kopi dan mie instan yang sudah pasti tersedia. “Keberadaan beras renceng ini diharapkan mampu mencegah mafia beras yang berniat menimbun beras dan membuat harga beras melambung, karena kurangnya ketersediaan di pasaran,” katanya, Senin (13/8).
Dia menjelaskan, beras renceng ini sekaligus mempermudah masyarakat dalam memperoleh beras berkualitas premium dengan ukuran yang praktis dan ekonomis sampai dengan saat ini realisasi penjualan beras renceng sebanyak 12.685 sachet,” katanya.
Saat ini lanjut dia, produksi beras renceng mencapai 2-5 ton per hari. Produksi di lakukan di Semarang dan Solo untuk mempermudah peredaran. Beras rencang ini disebar di toko atau warung kelontong serta rumah pangan kita yang menjadi mitra Bulog.
“Untuk kualitas berasnya merupakan beras premium. Saat ini penjualan paling banyak di wilayah Solo,” ucapnya.
Sementara itu terkait kegiatan operasional Perum BULOG Divre Jateng untuk penyaluran bansos rastra, saat ini telah tersalur 100% untuk Pagu bulan Januari-Juli 2018. Adapun stok beras masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Selain komoditas beras yang ada di dalam gudang BULOG, terdapat juga stok komoditas lainnya, seperti Minyak Goreng, Gula, Tepung Terigu, Daging dan Telur Ayam,” ujarnya.
Dijelaskan, untuk Realisasi Pengadaan Beras, hingga saat ini telah mencapai 197.713 Ton atau 64,95 % dari target sampai dengan bulan Agustus 2018 sebanyak 304.375 Ton. Namun begitu, realisasi pengadaan harian sebesar 1.500 s.d 1.900 ton per hari mengalami penurunan dari bulan sebelumnya sebanyak 2.000 s.d 2.700 ton per hari, yang dipengaruhi harga Gabah Tingkat Petani (GKP) mengalami kenaikan.
Selain itu, lanjutnya, Perum BULOG kini juga tengah melakukan kegiatan pengadaan gula petani dengan harga Rp.9.700/Kg, dengan mekanisme pengajuan kuantum dari APTRI DPD Jateng per periode giling.
Target pengadaan gula sebesar 38.348 ton sudah terealisasi sebanyak 1.400 ton. Dengan demikian, pasokan gula di pasaran tercukupi dengan harga stabil.
“Perum BULOG sendiri siap menjalankan amanah penugasan sembilan pangan pokok. Yang sejalan dengan komitmen Presiden RI agar ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia dapat terjamin dan terwujudnya swasembada pangan,” tegasnya.(ZP/04)