BI Jateng Berdayakan Guru dan Mahasiswa Sebagai Agen Literasi Ekonomi Masyarakat

Semarang – Di tengah derasnya arus informasi digital, Bank Indonesia Jawa Tengah (BI Jateng) mengambil langkah berbeda untuk memperkuat literasi keuangan masyarakat. Lewat program Duta Komunikasi Bank Indonesia, BI menggandeng guru dan mahasiswa untuk menjadi corong edukasi ekonomi di lingkungan masing-masing.
Program ini merupakan bagian dari roadshow komunikasi dan edukasi kebijakan Bank Indonesia di berbagai daerah. Melalui pendekatan berbasis komunitas, BI berharap masyarakat makin memahami peran bank sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra, mengatakan bahwa tantangan utama saat ini bukan kurangnya informasi, melainkan banyaknya informasi yang tidak terverifikasi. Karena itu, BI ingin menghadirkan sumber pengetahuan ekonomi yang akurat melalui figur-figur yang dipercaya publik, seperti guru dan mahasiswa.
“Duta Komunikasi akan menjadi jembatan informasi antara Bank Indonesia dan masyarakat. Mereka tidak hanya memahami teori ekonomi, tapi juga mampu menyampaikannya dengan cara yang mudah dimengerti,” ujar Rahmat di acara Puncak Rekomendasi 2025 di Hotel Padma Semarang, Jumat (24/10/2025).
Dari 144 peserta yang mendaftar dari berbagai daerah di Jawa Tengah, sebanyak 44 orang terpilih setelah melalui proses seleksi dan pembekalan intensif. Mereka mendapatkan pelatihan tentang moneter, inflasi, digitalisasi sistem pembayaran, serta program Cinta Bangga Paham Rupiah (CBP).
Para Duta Komunikasi ini diharapkan aktif mengedukasi masyarakat di sekolah, kampus, dan komunitas. Guru yang terpilih pun akan mengintegrasikan materi literasi keuangan dalam kegiatan belajar mengajar.
Langkah BI Jateng ini mendapat apresiasi dari perwakilan Bunda Literasi Jawa Tengah, Wahyu Indah Anggraeni Sumarno, yang menilai program tersebut sebagai inovasi penting untuk memperluas budaya literasi finansial di kalangan muda.
Selain peluncuran Duta Komunikasi, acara Rekomendasi 2025 juga menghadirkan ekonom Joshua Pardede dan mantan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai pembicara. Keduanya berbagi wawasan tentang ketahanan ekonomi nasional dan diplomasi ekonomi yang berbasis kepercayaan publik.***
