BI: Perang Dagang Amerika-China Picu Pelemahan Rupiah
SEMARANG- Perang dagang yang tengah terjadi antara Amerika Serikat dengan China, disinyalir ikut memberi dampak signifikan terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Tidak hanya bagi Indonesia, namun berdampak pula pada pelemahan mata uang di kawasan.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, dalam konferensi pers, seusai acara Round Table Discussion (RTD) Economi Digital, Tantangan dan Peluang dari Sisi Regulasi, Ekonomi, Sosial dan Budaya serta Teknologi, dan Sosialisasi Pengelolaan PSBI, di Gedung KPWBI Provinsi Jawa Tengah, Rabu (4/4).
Dody Budi Waluyo mengatakan, tekanan akibat perang dagang tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi rupiah. Ditambah kondisi ekonomi makro Amerika yang sangat membaik dan lebih cepat dari perkiraan.
“Tentunya kita melihat terkait isu-isu perang dagang antara Amerika dan China juga mempengaruhi kondisi global. Permasalahan ini tidak hanya mengena ke Indonesia saja tapi juga kawasan. Jadi tak hanya mata uang rupiah, tapi juga mata uang kawasan,” katanya
Dijelaskan, BI bersama dinas terkait terus mengupayakan kestabilan nilai rupiah, karena menjadi sangat penting dan menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi yang terus berkesinambungan.
“Kita bantu agar rupiah tetap stabil, juga koordinasi dengan pemerintah terus dilakukan,” tegasnya
Dody menekankan, pemerintah dan masyarakat harus sama-sama yakin kondisi makro Indonesia akan terus membaik dan menjadi bangsa yang maju.
“Kita harus menguat dari posisi terakhir, kita harus optimis kondisi makro masih cukup kuat, inflasinya rendah,” tandasnya. (ZP/05)