BPS: Kuartal I 2018 Ekonomi Jateng Tumbuh 5.41 Persen
SEMARANG- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mecatat, pada triwulun I 2018, pertumbuhan ekonomi Jateng melaju sebesar 5.41 persen secara year-on-year (yoy). Angka pertumbuhan ini dinilai lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,32 persen.
Kepala BPS Provinsi Jawa, Margo Yuwono mengatakan, konsumsi rumah tangga merupakan sumber pertumbuhan utama penggerak perekonomian Jawa Tengah, dengan share lebih dari 60 persen, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sedikit menguat di angka 4,68 persen setelah pada triwulan I 2017 tumbuh sebesar 4,65 persen.
“Data menyebutkan bahwa penguatan konsumsi terjadi pada konsumsi makanan, restoran, pendidikan dan kesehatan. Dan sumber pertumbuhan tertinggi berikutnya dari sisi pengeluaran adalah PMTB. Share PMTB pada perekonomian Jawa Tengah mencapai lebih dari 30 persen dengan tren pertumbuhan yang meningkat. Pada triwulan I 2018, PMTB tumbuh 6,37 persen yang didukung oleh peningkatan belanja modal pemerintah dan investasi domestik,” kata Margo Yuwono, Senin (7/5).
Dijelaskan, industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan utama ekonomi Jawa Tengah, dengan kontribusi mencapai 35 persen dan pertumbuhan 4,85 persen, kategori ini memberi sumbangan 1,67 persen terhadap pertumbuhan yoy Jawa Tengah. Di triwulan yang sama tahun sebelumnya, industri pengolahan menyumbang 1,31 persen terhadap pertumbuhan Jawa Tengah.
“Capaian ini didukung oleh penguatan di industri migas maupun nonmigas. Peningkatan output industri pengolahan juga selaras dengan meningkatnya ekspor non-migas ke luar negeri dengan pertumbuhan di atas 10 persen,” ucapnya.
Dikatakan, dari sisi Iapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Kategori lnformasi dan Komunikasi dengan pertumbuhan 15,86 persen. Di era industri 4.0, peran internet sebagai penunjang kehidupan semakin besar di masyarakat, sehingga kategori informasi dan komunikasi tumbuh signifnkan.
Sedangkan, lanjutnya jika dilihat dari sisi pengeluaran, komponen dengan petumbuhan tertinggi adalah impor yang tumbuh 13,11 persen, diikuti ekspor dengan pertumbuhan 11,51 persen, dan disusul investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 6,37 persen. Ekspor dan impor disini termasuk perdagangan antar daerah atau provinsi.
Ia menambahkan, pada sektor pertanian sebagai lapangan usaha ungggulan lainnya di Jawa Tengah mengalami pelambatan pada periode ini, dengan share di kisaran 14 persen, pertanian hanya tumbuh 0,68 persen jika dibandingkan dengan triwulan I 2017. Angka ini sangat kecil jika dibandingkan dengan capaian pertanian pada triwulan I
2017 yang mampu tumbuh 10,06 persen.
“Pelambatan yang terjadi lebih disebabkan karena faktor alam, seperti terjadinya bencana di beberapa daerah, serta adanya pergeseran pola tanam pada periode lalu menyebabkan masa panen juga mengalami pergeseran,” pungkasnya (ZP/05)