Bupati Mirna Pastikan Pabrik Baja 2,54 Milyar US Dolar Berdiri di Kendal
KENDAL- Bupati Kendal Mirna Annisa pastikan keberadaan Pabrik Baja yang akan berdiri di desa Pidodo Wetan, kecamatan Patebon tidak akan merusak lingkungan sekitar. Perusahaan asal China yang hendak membangun pabrik baja di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dengan nilai investasi 2,54 miliar dolar AS merupakan yang terbesar di Asia.
Dalam menginvestasikan dananya di Kendal, perusahaan yang berkedudukan di Tangshan, Provinsi Hebei, itu menggandeng mitranya di Indonesia, PT Seafer Kawasan Industri, yang telah menyediakan lahan seluas 700 hektare di Kecamatan Patebon.
“Pabrik itu rencananya yang terbesar di Asia karena mampu menyerap 6.000 hingga 10.000 tenaga kerja,” kata Bupati Kendal Mirna Annisa di Beijing, Rabu.
Ia mendapat jaminan dari pihak Hebei Bishi Steel Group yang akan memprioritaskan warga sekitar lokasi pabrik baja di Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, sebagai tenaga kerja.
“Rencana beroperasi 2019 atau paling tidak 2020,” kata perempuan berusia 37 tahun berlatar belakang dokter itu.
Untuk tahap pertama akan dibangun pabrik baja berkapasitas tiga juta ton, batu bara panas (coking coal) berkapasitas 2,4 juta ton, pembangkit listrik berkapasitas 270 MW, dan fasilitas pendukung dermaga dengan kapasitas 100 DWT.
“Yang tahap kedua nanti akan dibangun infrastruktur penunjang, seperti pelabuhan dan jalan sehingga kalau dijumlahkan secara keseluruhan nilai investasinya mencapai Rp42 triliun,” ujarnya.
Bupati ke 44 kabupaten Kendal itu mengatakan peralatan dan mesin yang digunakan menggunakan teknologi yang canggih sehingga limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan
“Amdal (Analisis mengenai dampak lingkungan) sudah dikantongi, bahkan dari kajian amdalnya dilakukan oleh akademisi dari Undip (Universitas Diponegoro), jadi Benar-benar aman,” ucapnnya, Jumat (27/7).
Menurutnya pabrik baja yang dibangun hampir sama seperti pabrik di Tiongkok yakni kawasan sekitar pabrik itu dibangun kawasan hijau sehingga nampak asri dan tidak mencemari lingkungan.
“Saya melihat pabriknya di negeri Tiongkok sana, limbahnya aman dan asapnya tidak hitam sama sekali. Bahkan pabriknya seperti di tengah hutan,” terangnya.
Mirna mengatakan wilayah yang akan dibangun Pabrik yang mempunyai nilai investasi sebesar 2,55 Miliar USD atau Rp 35,5 triliun ini nantinya akan menyerap tenaga kerja lokal untuk mengurangi angka pengangguran di kabupaten Kendal.
“Karena ini pabrik bentuknya kerjasama antara perusahaan swasta nasional dan internasional, kami membantu untuk memfasilitasi. Namun demikian kami berharap juga dapat menyerap 60% hingga 70 % dari daya tampungnya 10 ribu pekerja,” terangnya.
Menurut dia, Hebei Bishi Steel Group akan membangun pelabuhan tersendiri dan berbeda dengan pelabuhan yang akan dibangun oleh PT Pelindo bersama mitranya dari Singapura dan China di Kendal.
Penandatanganan keja sama antara Hebei Bishi Steel Group dan PT Seafer Kawasan Indsutri dilakukan di Beidahe, Provinsi Hebei, Senin (23/7), dengan disaksikan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, dan Bupati Mirna.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Kendal, Prapto Utono mengatakan pemilihan Kabupaten Kendal menjadi lokasi pabrik tersebut dikarenakan lokasinya yang sangat strategis dan berdekatan dengan laut dan sungai.
“Karena proses pembuatan baja membutuhkan banyak air maka lokasi ini sangat tepat, dan juga nantinya juga akan dibangun pelabuhan untuk mempermudah proses pengiriman bahan baku” terangnya.
Menurutnya pihaknya pembangunan pabrik ini akan mendorong pembangunan di seluruh indonesia. Pasalnya besi dari pabrik ini dapat memenuhi kebutuhan besi di nasional. (ZP/05)