Gaungkan Anti Golput, Mahasiswa di Jateng Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih
SEMARANG – Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai kampus di Jawa Tengah (Jateng) mengajak pemuda untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 14 Februari 2024 besok. Perwakilan BEM ini mengkampanyekan anti golput.
Hal ini dilakukan melalui gelaran diskusi Forum Injury Time bertema “Pemuda Penentu 2024” di Commoro Resto Kota Semarang, Selasa (13/2/2024. Diskusi ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi mahasiswa untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024.
Perwakilan BEM yang hadir dari Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, UIN Walisongo, Universitas Muhamdiyah Semarang, Universitas Islam Sultan Agung, UIN Raden Mas Surakarta, Universitas Islam Batik Surakarta, Universitas Tujuh Belas Agustus Semarang, Universitas Ngudi Waluyo, Universitas Dian Nuswantoro, dan perwakilan organisasi kemahasiswaan lainnya.
Koordinator BEM Semarang Raya, Faris Balya dan rekan-rekan mahasiswa menyuarakan gerakan mengajak seluruh masyarakat datang ke TPS untuk menentukan sosok pemimpin bangsa di tahun 2024. Menurutnya, semua kandidat calon presiden dan wakil presiden ialah putra terbaik bangsa yang berniat mengadikan diri.
“Maka masyarakat luas terkhususnya mahasiswa sebagai kaum intelektual harus memilih siapa sosok yang yang berkualitas dan berintegritas untuk memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan, maka ayo pergi ke TPS,” kata Presiden BEM UIN Walisongo ini.
FGD ini mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dan motor penggerak partisipasi masyarakat dalam Pemilu. FGD ini juga sebagai forum yang diinisiasi bersama untuk mengubah paradigma Pemilu yang tidak hanya sebagai proses penyerapan pengetahuan, tetapi juga sarana menciptakan generasi unggul secara holistik.
Presiden BEM Universitas Islam Sultan Agung, Aqil berharap, dengan adanya kolaborasi antara akademisi dan aktivis BEM ini diharapkan Pemilu 2024 pada 14 Febauari 2024 besok akan berjalan dengan baik dan menghadirikan sosok pemimpin yang berkualitas dan berintegritas.
“Dunia kampus merupakan dunia atau tempat bermunculnya ide-ide gagasan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Jangan sampai dikarenakan moment politik lima tahunan ini membuat dunia kampus yang awalnya sebagai pencipta gagasan-gagasan menjadi luntur dan hilang,” katanya yang turut menjadi pemantik diskusi.
FGD tersebut juga menghadirkan Nur Syamsudin, peneliti politik UIN Walisongo Semarang sebagai narasumber. Dia menyampaikan bahwa pemilihan umum presiden dan legislatif tahun 2024 ialah pesta rakyat yang harus dinikmati oleh semua golongan.
“Maka kita sebagai masyarakat Indonesia harus memilih pemimpin kita di masa yang akan datang. Melihat agenda pemilu hanya tinggal hitungan jam, maka ayo semua mahasiswa dan masyarakat datang ke TPS dan tentukan sosok pemimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan,” kata dia.
Menurutnya, kampus memiliki peran penting sebagai agen pencerahan masyarakat. Di tengah kontestasi politik yang semakin memanas, penting untuk menjaga kondusifitas akademika dan mengembalikan kampus sebagai ruang publik yang sehat dan demokratis. Hal ini menjadi kewajiban seluruh pihak, terutama dosen dan mahasiswa.
Jangan Tertipu Hoaks
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi menjelang Pemilu yaitu perturakan informasi yang begitu masif di media sosial. Terkadang hal ini tidak terkontrol dan bahkan membuat berita bohong atau hoaks mudah tersebar luas. Dia mengajak masyarakat untuk cerdas dalam membaca informasi.
“Maka masyarakat luas harus pintar dan memilah berita mana yang benar dan hoaks, karena jangan sampai masyarakat menerima berita palsu atau hoaks yang itu dapat mengakibatkan keganduhan di dalam tubuh masyarakat luas,” ungkap Nur Syamsudin.
Menurutnya, penyebaran hoaks tentang Pemilu dapat membahayakan demokrasi dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengecek fakta sebelum menyebarkan informasi yang diterima.
“Marilah kita bersama-sama memerangi misinformasi dan hoaks demi kelancaran dan kejurdilan Pemilu 2024. Sebarkan informasi yang benar dan terpercaya untuk mewujudkan demokrasi yang sehat dan berkualitas,” tandas Nur Syamsudin.
Kesatuan visi antara akademisi, aktivis BEM, dan masyarakat menunjukkan semangat kolaboratif untuk menciptakan Pemilu damai. Harapannya adalah agar momentum yang diciptakan tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi juga mendorong aksi nyata dan langkah-langkah konkret.
Forum Injury Time bertema “Pemuda Penentu 2024” diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan partisipasi mahasiswa dan masyarakat untuk datang ke TPS. Hasil dan rekomendasi diskusi ini juga diharapkan dapat diimplementasikan mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan untuk mewujudkan Pemilu yang berkualitas dan berintegritas