Hasil Belum Maksimal, Menteri Agama Canangkan Gerakan Sadar Zakat
SEMARANG – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mencanangkan gerakan sadar zakat tingkat Provinsi Jawa Tengah di Gradhika Bhakti Praja Jalan Pahlawan Kota Semarang, Rabu (24/1). Pencanangan ditandai dengan pemukulan gong oleh menteri didampingi oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Acara pencanangan juga dihadiri oleh kepala kemenag Jateng, bupati dan walikota se Jateng, pengurus Baznas Provinsi Jateng, pengurus Baznas kota dan kabupaten se Jateng.
Lukman dalam sambutannya mengatakan gerakan semacam ini penting untuk bisa mengumpulkan zakat dari umat Islam. Potensi zakat umat Islam di Indonesia sangat besar, namum belum bisa makasimal. Berdasarkan perhitungan Badan Amal Zakat Nasional (Baznas), potensi zakat secara nasional saat tahun 2017 kemarin mencapai Rp 270 triliun. Namun demikian, penerimaan zakat secara nasional hanya mencapai sekitar Rp 6 triliun. “Potensi besar namun belum maksimal. Rp 6 triliun masih sangat kecil mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,” katanya.
Menurut Lukman, lewat gerakan moral sadar zakat tersebut, pihaknya ingin mendorong lebih aktualisasi dari potensi zakat masyarakat, khususnya umat Islam. Pasalnya, lewat dana zakat, berbagai persoalan masyarakat diyakni bisa teratasi, setidaknya bisa segera didapat solusi konkret.
“Dana hasil pengumpulan zakat bisa digunakan untuk kepentingan umat Islam,” terangnya.
Karenanya, dalam kesempatan itu Saifuddin mengajak kepada semua pengurus Baznas untuk bekerja maksimal dan mencari cara agar bisa menaikkan jumlah pengumpulan zakat. Menurutnya, ada beberapa persoalan yang menyebabkan rendahnya kesadaran membayar zakat. Persoalan utamanya, adalah keterbatasan pemahaman umat Islam tentang arti dan esensi zakat. Memberikan pemahaman bahwa membayar zakat minimal 2,5 persen itu bukanlah karena dipaksa atau terpaksa namun karena kesadaran dari diri sendiri.
“Setelah pemahaman tentang zakat terbangun, mulai berpikir mencari cara dan mekanisme menghimpun dana umat yang potensinya luar biasa itu,” katanya.
Tidak kalah penting, kata Saifuddin, yaitu membangun kepercayaan pada diri umat terhadap lembaga zakat ini. Jangan sampai umat Islam tak percaya dengan lembaga zakat yang ada. “Membangun tras. Ini penting. Jangan sampai umat tidak percaya dengan lembaga Baznas,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan potensi zakat dari aparat sipil negara di Provinsi Jawa Tengah cukup besar. Ia menjelaskan pemprov memiliki sekitar 14.700 ASN muslim. Dari jumlah tersebut, kata dia, potensi zakat yang diterima mencapai Rp 1,7 miliar.
“Sejak guru SMA/SMK se Jateng, yang jumlahnya mencapai 30 ribu orang pengelolaannya di bawah pemprov maka potensi zakat di Jateng meningkat menjadi Rp 2,9 miliar,” terang Zakat.
Dikatakan Ganjar, potensi yang luar biasa juga belum bisa tergali maksimal. Dengan pencanangan ini, dan juga didukung oleh semua bupati dan walikota, nantinya pengumpulan dana zakat bisa maksimal. “Dana zakat bisa membantu masyarakat. Kalau mengandalkan dana APBD tidak cukup,” ucapnya. (ZP03)