JNE Kudus Peroleh Penghargaan Atas Dedikasi Terhadap UKM
KUDUS- Kudus dikenal sebagai kota penghasil kretek terbesar di Jawa Tengah dan juga dikenal sebagai kota santri. Selain itu ternyata perkembangan UKM di timur kota Semarang ini cukup siginifikan dengan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Keberadaan JNE sebagai penyedia jasa logistik di Kudus sejak tahun 1999 juga berkembang pesat karena kepercayaan UKM di kota tersebut. Sebaliknya, sebagai bentuk simbiosis mutualisme, JNE Kudus berkomitmen mendukung penuh setiap kegiatan UKM di wilayahnya. Salah satunya adalah menyelenggarakan Seminar
Kewirausahaan secara rutin bagi UKM maupun masyarakat di Kudus.
Atas dedikasinya dalam memajukan UKM di Kudus, JNE Kudus memperoleh penghargaan ICSB INDONESIA PRESIDENTIAL AWARD 2018 kategori Business Practitioner yang diserahkan oleh Dimas Soerojo selaku Financial Services Industry Markplus kepada Lukman Bayu Murti, Kepala Cabang JNE Kudus pada Selasa 17/9 di Auditorium Universitas Muria Kudus. Acara penganugerahan penghargaan ICSB INDONESIA PRESIDENTIAL AWARD 2018 merupakan bagian dari rangkaian Gebyar UKM 2018 Edisi ke-3 di 34 kota dengan mengusung tema “UKM Indonesia Jaman Now”.
Lukman Bayu Murti mengatakan, “Kami mengucapkan rasa syukur dan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat selama ini serta kerjasama yang baik antara JNE dan UKM di Kabupaten
Kudus. Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami agar terus melangkah untuk memberikan pelayanan prima yang lebih maksimal serta menjalankan beragam program yang dapat memberikan manfaat bagi kota Kudus dan sekitarnya dengan sinergi yang baik”.
JNE Kudus akan terus berusaha konsisten dalam mendukung kemajuan UKM maupun pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program. Pada tahun 2017 JNE Kudus menyelenggarakan workshop bagi masyarakat umum dan UKM dengan materi mulai dari merintis usaha, manajemen keuangan, teknik pemasaran di era digital dan fotografi produk. Hal ini menjadi salah satu upaya membangun ekosistem yang baik antara JNE dan UKM.
Lukman menambahkan bahwa di Kudus tercatat 19 sales counter yang tersebar di seluruh Kecamatan dan Kota Kabupaten. Kebanyakan UKM di Kabupaten Kudus juga menggunakan layanan JNE untuk mendistribusikan produknya yang juga menjadi produk andalan daerah seperti gamis dan jilbab bordir.
Selain produk fashion beberapa UKM Kudus juga membuat berbagai produk olahan pangan. Salah satunya adalah buah parijoto, buah khas Gunung Muria yang diyakini memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan itu kini diolah dalam bentuk sirup sehingga lebih tahan lama dan dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia.
“Di Kudus juga ada produk berbahan dasar labu kuning yang diolah menjadi stick bawang, egroll dan biskuit non gluten dengan jumlah produknya yang cukup besar karena memenuhi kebutuhan hingga luar wilayah, karena inovasi-inovasi inilah Kami juga harus terus mendukung pertumbuhan UKM agar maju bersama, ujar Lukman.
Ajang apresiasi untuk para UKM ini merupakan hasil kerjasama International Council for Small Business (ICSB) dan
MarkPlus, Inc. ICSB yang berpusat di The George Washington University School of Business, didirikan pada tahun 1956 untuk membantu meningkatkan pengetahuan para pelaku usaha kecil – menengah agar sukses, sehingga memberikan dampak ekonomi mau pun sosial bagi kemakmuran suatu negara. Banyak pihak memberikan
dukungan karena kegiatan ini adalah bentuk kepedulian terhadap kemajuan UKM.
Program di dalamnya bertujuan untuk memperkuat kewirausahaan para pelaku UKM Indonesia agar berdaya saing tinggi dan tampil percaya diri menghadapi persaingan yang semakin kompetitif ditingkat nasional maupun global. Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia turut serta memberikan dukungan. (ZP/05)