Kasus DBD di Kota Semarang Turun Drastis, Dari 299 Jadi 68
Dari 68 kasus yang terjadi pada tahun 2018 ini, 1 di antaranya meninggal dunia
SEMARANG- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2018 tercatat terjadi 68 kasus, jumlah ini turun drastis dibandingkan tahun 2017 yang sebanyak 299 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Semarang, Mada Gautama mengatakan, dari 68 kasus yang terjadi pada tahun 2018 ini, 1 di antaranya meninggal dunia.
“DBD di kota Semarang Alhamdulillah ini sudah menurun drastis. Kita se Jateng rangking 22, dan sampai bulan ini semoga tidak tambah lagi satu orang meninggal dunia,” kata Mada Gautama, Rabu (7/11).
Dikatakan, pencapaian itu merupakan kerjasama antar semua pihak, baik Pemerintah Kota Semarang, Dewan, Dinas terkait dan peranan masyarakat, yang senantiasa menjaga kebersihan lingkungan serta bahu membahu membersihkan genangan air yang dapat memicu pertumbuhan jentik-jentik nyamuk.
“Sekarang sudah rendah semua hampir semua wilayah di Kota Semarang. Jumlahnya sudah berkurang banyak berkat kegiatan baik dari PKK, kelurahan, kecamatan, Forum Kota Sehat, dan masyarakat yang mana semuanya bahu membahu, bahkan anak-anak sekolah juga gencar memeriksa keberadaan jentik-jentik nyamuk,” ujarnya.
Pihaknya pun berharap, jumlah tersebut tidak bertambah, bahkan bisa semakin berkurang, tidak hanya kasus DBD namun semua kasus penyakit dapat berkurang.
Meskipun dimikian, selama ini kata dia, masih ada pandangan yang salah di masyarakat terkait tempat-tempat jentik nyamuk. Banyak masyarakat yang berpandangan bahwa jentik nyamuk berkembang pada selokan dan air yang kotor, padahal jentik itu justru berkembang di genangan air yang bersih.
“Kita harus waspada genangan air jernih, nyamuk justru sukanya kan di air yang jernih, bukan air kotor. Ini ada salah persepsi ketika ada gotong royong kemudian yang dibersihkan selokan, nah itu salah besar. Yang harus diperhatikan justru tempat-tempat seperti fas bunga, dispenser, belakang kulkas, tempat bendera, itu enggak kelihatan tapi sering jadi sarang nyamuk,” ucapnya. (ZP/05)