Otsuka Indonesia meluncurkan PROTERAL Junior, Susu Pertumbuhan Anak dengan Kandungan Protein Optimal dan Bebas Sukrosa

0
Otsuka Indonesia meluncurkan PROTERAL Junior, Susu Pertumbuhan Anak dengan Kandungan Protein Optimal dan Bebas Sukrosa. Foto : Dok.Humas/zonapasar.com

 

 

 

ZONAPASAR.COM, JAKARTA- Setiap pagi, segelas susu hangat kerap menjadi ritual wajib sebelum anak berangkat bermain atau belajar. Tapi di balik rasa manis yang menenangkan itu, ada kekhawatiran yang perlahan tumbuh—apakah anak-anak kita sedang mendapat nutrisi terbaik, atau justru terlalu banyak gula yang tak disadari?

Pertanyaan itu kembali mencuat saat PT Otsuka Indonesia memperkenalkan Proteral Junior di Jakarta, Selasa (12/11). Peluncuran yang bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional ini mengangkat isu penting: bagaimana memastikan anak-anak mendapatkan cukup protein tanpa harus dibebani konsumsi gula tambahan.

Direktur PT Otsuka Indonesia, Hiroshi Tanaka, mengatakan masih banyak orang tua yang salah kaprah menganggap rasa manis identik dengan gizi baik. Padahal, kebiasaan itu justru bisa membentuk pola makan tidak sehat sejak dini.

“Kami ingin mendorong kesadaran baru bahwa gizi anak bukan sekadar soal rasa, tapi tentang keseimbangan dan keamanan asupan harian,” ujar Tanaka.

Menurut data riset internal Otsuka, sebagian besar produk susu anak di pasaran masih mengandung sukrosa, meski World Health Organization (WHO) sudah merekomendasikan pembatasan gula pada anak di bawah lima tahun. Kondisi ini menjadi perhatian karena konsumsi gula berlebih berhubungan dengan meningkatnya risiko obesitas dan diabetes anak.

Ahli nutrisi anak Prof. Dr. Dida Akhmad Gurnida, dr., Sp.A(K), M.Kes., menegaskan pentingnya keseimbangan antara energi dan protein dalam tumbuh kembang anak. Ia menjelaskan, rasio Protein Energy Ratio (PER) sebesar 15 persen seperti pada Proteral Junior bisa menjadi acuan bahwa kalori yang masuk sebagian besar berasal dari protein berkualitas.

“Protein berperan penting dalam pembentukan otot, tulang, dan sistem kekebalan tubuh. Jika rasio protein rendah dan gula tinggi, maka pertumbuhan anak tidak akan optimal,” jelas Prof. Dida.

Di Semarang, Dr. Istirochah, S.SiT, Bd, M.Kes., Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Tengah, menyebut bahwa edukasi soal gizi anak masih menjadi pekerjaan besar di lapangan. Ia menilai banyak orang tua fokus pada berat badan anak, tapi lupa memperhatikan kualitas asupan hariannya.

“Kami terus mendorong bidan di daerah untuk mengingatkan ibu-ibu agar lebih cermat membaca label gizi, terutama kandungan gula dan protein,” ujarnya.

Isu ini seolah menjadi cermin bahwa membesarkan anak sehat tak cukup hanya dengan memberi makanan dan minuman bergizi, tapi juga memahami apa yang terkandung di dalamnya. Kesadaran membaca label gizi dan memahami kebutuhan nutrisi sesuai usia menjadi langkah kecil yang berarti untuk masa depan anak-anak Indonesia.

Peluncuran Proteral Junior menandai bukan hanya hadirnya produk baru, tetapi juga ajakan agar masyarakat lebih waspada terhadap “manis terselubung” di balik susu anak. Sebab, membangun generasi sehat dimulai dari satu keputusan sederhana: memilih gizi yang benar, bukan sekadar yang enak di lidah.(nan)

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights