Panitia Haul ke-93 Mbah Said Gelar Seminar Nasional Psikologi dan Kesehatan

0

 

Panitia Haul ke-93 Mbah Said Gelar Seminar Nasional Psikologi dan Kesehatan.

 

CIREBON — Dalam rangka memperingati Haul ke-93 KH. Muhammad Sa’id, Sesepuh dan Warga Pondok Pesantren Gedongan, Panitia Haul menyelenggarakan Seminar Nasional Psikologi dan Kesehatan, dengan tema “Psikologi dan Kesehatan Remaja,” Jum’at, (12/01).

Beberapa narasumber yang mengisi di antaranya: Dr. dr. H. Moh. Syarofil Anam, M.Si. Med, Sp.A (Dosen Universitas Diponegoro dan Dokter Spesialis Anak RSUP Dr Kariadi Semarang), dr. Yuli Tri Setiyono, Sp.OG, Subsp. FER (Dosen Universitas Diponegoro dan Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan) serta Wulandari Sawitri Wila, S.Psi. MM (Psikolog dan Asisten Staf Khusus Presiden).

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Hubbul Wathon.

Hj. Lihayati, M.Pd.I selaku moderator kegiatan seminar memaparkan riwayat hidup para narasumber, termasuk salah satu saudara kandungnya, Syarofil Anam — biasa dipanggil Kang Opi — yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.

Sambutan pertama oleh ketua panitia H. Ahmad Marzuki menyampaikan bahwa seminar ini sama halnya seperti kegiatan-kegiatan bermanfaat lain yang ada di Pesantren.

“Para santri harus bisa belajar seperti para narasumber, mereka dulunya juga santri seperti kalian, kemudian beliau-beliau memilih satu disiplin ilmu, untuk menggapai cita-citanya,” jelasnya.

Sambutan kedua oleh KH. Taufikurrahman Yasin; bahwa kegiatan seminar merupakan kegiatan positif sama seperti bahsul masail, diskusi, musyawarah yang ada di Pesantren.

“Kegiatan seminar yang sekarang dilaksanakan juga seperti bahsul masail yang ada di Pondok Pesantren Gedongan, harus terus dilestarikan keberadaannya, karena kegiatan ini merupakan kegiatan bermanfaat dan positif untuk kedepannya,” ungkap KH. Taufik.

Acara berjalan seperti talk show, yang diawali dengan pemaparan materi oleh masing-masing narasumber, kemudian diberikan kesempatan tanya jawab oleh segenap peserta seminar.

Menurut Kang Opi, bahwa remaja merupakan peralihan masa anak-anak menuju dewasa. Di dalamnya pasti ada masa-masa galau, gelisah dan sebagainya.

“Usia remaja adalah transisi masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Maka, bagi adik-adik santri yang masih mondok pasti mengalami galau, resah, gelisah dan sebagainya. Itu hal yang wajar,” ujar Kang Opi.

Pemateri dr. Yuli Tri Setiyono, Sp.OG, Subsp. FER menjelaskan pentingnya pengetahuan reproduksi bagi perempuan remaja, karena menginjak usia yang sangat rentan terjadi peristiwa hamil di luar nikah.

“Usia remaja merupakan usia yang belum cukup dikatakan untuk menikah, karena sperma yang dihasilkan ketika bertemu sel telur bisa berakibat fatal pada bagian rahim perempuan,” ujar dr. Yuli.

Sedangkan dari Wulan Sawitri mengatakan bahwa psikologi yang ada pada manusia berpengaruh pada pikiran dan hati yang sedang digantungkan.

“Santri yang sedang menghafal dan belajar harus berpikir saya mampu dan saya bisa. Karena hal tersebut akan memacu otak dan perasaan berkembang lebih baik,” ujar Staf Khusus Presiden yang akrab disapa Kak Wulan.

Setelah dijelaskan pemaparan oleh narasumber, beberapa penanya dari kalangan santri mewakilkan asramanya, aktivis mahasiswa dan ibu-ibu juga sempat bertanya terkait psikologi dan kesehatan remaja.

Acara ditutup dengan penyerahan doorprize dari panitia bagi penanya, sebagai apresiasi telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan seminar.

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights