Pemkab Rembang Dukung Terwujudnya Sekolah Ramah Anak
REMBANG – Untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi siswanya, pihak SMA Negeri 1 Sumber menggelar sosialisasi pencegahan perundungan dan kekerasan.
Sub Koordinator Perlindungan Anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang, Yulidar Maesaroh menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya sosialisasi pencegahan perundungan dan kekerasan.
Menurutnya, sosialisasi tersebut sangat penting untuk memberikan pemahaman mendalam kepada siswa tentang bentuk-bentuk perundungan dan kekerasan, serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah, yang bebas dari perilaku negatif tersebut.
“Kami ingin anak-anak memahami, apa yang termasuk dalam kategori bullying, sehingga mereka dapat mengontrol diri, berempati, dan tidak melakukan tindakan perundungan atau kekerasan,” jelasnya.
Disampaikan, pada sosialisasi tersebut, tidak hanya membahas definisi perundungan, tetapi juga menggali lebih dalam mengenai berbagai jenis perundungan, baik verbal, fisik, maupun sosial. Yulidar juga menyoroti, perundungan melibatkan lebih dari sekadar pelaku dan korban.
“Ada lingkaran bullying, di mana terdapat penonton, pengikut, pembela, dan bahkan potensi pembela. Semua pihak memiliki peran dalam peristiwa perundungan,” ungkapnya.
Yulidar menambahkan, pihaknya menyediakan layanan konseling di Unit Pusat Pelayanan Terpadu Perindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), bagi siswa yang membutuhkan dukungan, terkait perundungan dan kekerasan.
Selain itu, terdapat satuan tugas (satgas) lintas sektor, yang menangani kekerasan di lingkungan pendidikan, termasuk di dalamnya perwakilan dari Dinsos PPKB.
Dengan berbagai upaya tersebut, dirinya berharap, dapat terwujud sekolah ramah anak di SMA Negeri 1 Sumber, dan dapat menjadi contoh sekolah ramah anak di tingkat SMA, yang bebas dari perundungan dan kekerasan, menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung bagi seluruh siswa.
Pada kesempatan itu, para siswa juga diajak untuk membuat poster bertemakan pencegahan perundungan dan kekerasan, sebagai bentuk kampanye aktif mereka dalam menciptakan lingkungan sekolah yang positif. Poster-poster itu diharapkan dapat dipajang di majalah dinding sekolah, sebagai pengingat bagi seluruh siswa.***