Penjualan Eceran Januari 2018 Kembali Ke Pola Konsumsi Normal
SEMARANG – Pada Januari 2018, penjualan eceran Kota Semarang diindikasikan mengalami penurunan secara bulanan. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil Survei Penjualan Eceran, di mana indeks penjualan eceran riil (IPR) tercatat sebesar 174,9, atau turun sebesar 7,7% (mtm). Walaupun demikian, tingkat penurunan ini tidak lebih dalam dibandingkan penurunan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 8,0% (mtm).
Penurunan dialami oleh hampir seluruh kelompok komoditas, kecuali kelompok barang budaya dan rekreasi. Penurunan terdalam terjadi pada komoditas peralatan komunikasi (12,3%; mtm); perlengkapan rumah tangga lainnya (12,2%; mtm); serta sandang (8,3%; mtm). Penurunan tersebut sesuai dengan pola musiman setiap awal tahun, di mana masyarakat menurunkan tingkat konsumsi pasca periode Natal dan Tahun Baru.
Secara tahunan, penjualan eceran di Kota Semarang juga masih terpantau menurun. Pada Januari 2018, IPR menurun sebesar 4,1% (yoy), tidak sedalam penurunan bulan sebelumnya yang tercatat 4,4% (yoy). Analisis secara lebih rinci, penurunan penjualan ritel terjadi pada seluruh kelompok komoditas. Tiga kelompok dengan penurunan terdalam yaitu perlengkapan rumah tangga (24,6% yoy), sandang (18,8% yoy); serta barang lainnya (14,9% yoy).
“Kinerja penjualan eceran Kota Semarang pada Februari 2018 diperkirakan mengalami penurunan secara bulanan. Perkembangan ini tercermin dari IPR Februari 2018 yang tercatat sebesar 172,3; atau turun 1,5% (mtm). Penurunan tersebut ditengarai masih merupakan normalisasi kegiatan konsumsi masyarakat pasca konsumsi tinggi pada periode akhir tahun,” kata kepala Bank Indonesia regional Jawa Tengah,Hamid Ponco Wibowo, Senin (12/3)
Ekspektasi omset penjualan pada tiga dan enam bulan yang akan datang masih berada pada level optimis. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan yang berada di atas angka 100. Optimisme pengusaha eceran terhadap penjualan 3 bulan mendatang (Mei 2018) diperkirakan meningkat dibandingkan optimisme hasil survei pada bulan sebelumnya. Indikasi tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Omset Penjualan 3 bulan mendatang yang sebesar 155,8; meningkat signifikan dibandingkan hasil survei pada bulan sebelumnya yang tercatat 118,6. Ekspektasi yang optimis didorong oleh pola musiman pada periode Ramadhan dan Idul Fitri.
Namun demikian, optimisme pedagang terhadap penjualan 6 bulan yang akan datang (Agustus 2018) terpantau melemah sebesar 144,2; lebih rendah dari indeks 167,4 hasil survei pada bulan sebelumnya. Perkembangan ini diperkirakan merupakan periode normalisasi pasca Idul Fitri.
“Pada tiga bulan yang akan datang, baik omset maupun harga diperkirakan mengalami peningkatan sejalan dengan pola musiman setiap Ramadhan dan Idul Fitri. Pada enam bulan mendatang, tekanan kenaikan harga diperkirakan melemah, sesuai dengan pola musiman pasca Idul Fitri,” imbuhnya. (ZP/05)