Personel Kodim 0733 BS Semarang Robohkan Rumah Abdul Rozak
TMMD Sengkuyung Tahap I Tahun Anggaran 2019
Semarang – Sebuah rumah berukuran 3×10 meter milik Abdul Rozak di RT 03 RW 05 Tanggul Sari Kecamatan Tugu Semarang terpaksa harus dirobohkan. Perobohan rumah tersebut, bukan dalam rangka penggusuran, melainkan dalam rangka untuk dibangun ulang oleh personel Kodim 0733 BS Semarang.
Langkah perobohan tersebut dilakukan karena memang rumah Abdul Rozak sudah tidak layak. Seluruh kayunya sudah dimakan rayap sehingga kondisinya sudah nyaris roboh.
“Kami terpaksa mengambil langkah terbaik dengan membangun kembali rumah dari pondasi awal. Kalau cuma direhab justru sangat kesulitan karena 90 persen kondisi materialnya sudah lapuk karena rayap, ” ungkap Mayor Inf Rahmatullah AR, Danramil 13 Semarang Selatan yang bertanggungjawab menangani rumah Abdul Rozak (48), Sabtu (2/3).
Dengan pembangunan secara keseluruhan, menurut Rahmatullah tidak mengalami kendala dalam hal beaya, sebab ternyata masyarakat setempat juga ikut membantu. Sedangkan tenaga pembangunan yang melibatkan anggota TNI dan masyarakat siap memgoptimalkan tenaganya sampai rumah jadi.
“Saya sangat bersyukur ada bapak-bapak dari TNI membantu membangun rumah saya yang menunggu ambruk katlrena rusak. Saya juga terima kasih karena pemerintah dan para tetangga ikut membantu. Selama ini saya sulit memperbaiki rumah karena memang tak punya dana. Pekerjaan sebagai buruh nelayan tak bisa diandalkan untuk menabung “, ungkap Abdul Rozak.
Pembangunan rumah milik Abdul Rozak tersebut merupakan salah satu dari 10 rumah yang menjadi sasaran bedah rumah dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap I Tahun Anggaran 2019.
Pasi Teritorial Kodim 0733 BS Semarang Mayor Inf Susanto mewakili Dandim Letkol Kav Zubaedi, mengatakan, 10 unit rumah yang menjadi sasaran bedah rumah memang dalam kondisi sudah tidak layak huni dan pemiliknya tidak mampu. Pengerjaan setiap sasaran bedah Rumah Tak Layak Huni (RTLH) dikoordinatori para Danramil.
“Pemiliknya rata-rata bekerja sebagai nelayan yang penghasilannya sangat rendah sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 80 ribu per hari”, ujarnya, Sabtu (2/3/2019) saat meninjau lokasi.(ZP/04)