Praktik Media Beretika Pancarkan Agenda Sosial Kebangsaan
SALATIGA – Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud NS mengajak pengelola media untuk konsisten dalam beretika sebagai sebuah pilihan dalam menjaga marwah kebangsaan.
”Penghayatan terhadap Kode Etik Jurnalistik otomatis memancar praktik bermedia yang kuat dengan agenda sosial kebangsaan,” kata Amir machmud NS dalam Seminar Nasional “Meneguhkan Pancasila dan Semangat Kebangsaan di Era Digital” yang digelar secara luring dan daring di Balairung Utama, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Senin (11/4).
Menurutnya, sepanjang media ikut menjaga etika dalam penyampaian informasi, pada saat itulah media ikut menjaga bangsa sesuai amanat UU Pers.
”Pers yang taat pada etika, baik itu subtansif maupun operasional, maka akan menjauhkan diri dari pemberitaan yang mengobok-obok SARA, dan mengedepankan nilai-nilai persatuan, kepentingan bangsa dibanding kepentingan viralitas,” kata Amir yang juga dosen Ilmu Jurnalistik UKSW.
Dikatakan, tren berjunalistik di era digital saat ini, terasa menggelisahkan. Narasi-narasi dalam produk pemberitaan sudah masuk ke ranah yang sangat personal yaitu agama dan konten body goals perempuan. Konten-konten yang bersifat privat dan pertikaian inilah yang bisa merusak kehidupan berbangsa.
Internalisasi atau menanamkan keyakinan, sikap, dan nila-nilai Pancasila di tengah masyarakat, butuh critical thinking atau berpikir kritis serta proses dialektika. Namun sayang, pada era digital, media sosial telah membungkam daya kritis seseorang akibat informasi di ruang publik bersifat monolog, bukan dialog.
Tantangan internalisasi juga dihadapkan pada lamanya kekosongan pengajaran Pendidikan Moral Pancasila, ditambah dengan tren media massa saat ini yang demi memburu viralitas, mengabaikan pada nilai-nilai persatuan dan kebangsaan. Maka dari itu, butuh intelektualitas, daya nalar, sikap bijak bermedia dan edukasi agar gaya hidup masyarakat mencerminkan budaya Pancasila.
Selain Amir Machmud NS, seminar yang digagas UKSW dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut menghadirkan pembicara Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP Dr Irene Camelyn Sinaga AP MPd sebagai keynote speaker, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Sesutyo, dan Rektor UKSW Neil Samuel Rupadara SE MSc PhD. Diskusi dimoderatori Kepala Depertamen Ilmu Komunikasi Fiskom UKSW Ester Krisnawati SSos MIKom.
”Tantangan besar kita di era digital adalah kemampuan daya kritis dan kemampuan menyampaikan narasi budaya tanding karena media sosial kita cenderung bersifat monolog. Bahkan tanpa kepakaran. Kita terdoktrin tanpa bisa otonom,” kata Romo Benny.
Dia tidak menampik, era digital merupakan tantangan karena internalisasi Pancasila itu butuh habituasi, perlu proses dialektika dan panalaran. Romo Benny juga berpesan agar gunakan lima jari kita untuk bijak bermedia dan tidak untuk ‘meracuni’ masyarakat.
Rektor UKSW Rektor UKSW Neil Samuel Rupadara menandaskan, ketika UKSW didirikan, semangat yang ditiupkan oleh para pendirinya adalah semangat merawat kebhinekaan, persatuan dan keutuhan bangsa. ”UKSW adalah wajah Indonesia mini. Jadi bicara soal nilai-nilai Pancasila, di UKSW itu sudah selesai,” tandasnya.
Dia sepakat jika perlu dilakukan edukasi secara intens terkait pengamalan nilai Pancasila. Tantangan kita bersama adalah bagaimana metode edukasi dan referensi yang tepat mengingat masyarakat menghadapi era robotik, dengan lompatan revolusi industri, dari era 3.0, 4.0 dan 5.0.
Di bagian lain, Irene Camelyn mengungkapkan, hilangnya pendidikan formal nilai-nilai moral Pancasila sekitar 22-24 tahun ikut membawa dampak memudarnya pemahaman masyarakat terhadap nilai dan falsafah Pancasila. Tak bisa dielakkan, ada generasi yang lahir di masa itu tak memahami bagaimana menghayati Pancasila.
”Kami menggandeng UKSW, harapan kami aktualiasi nilai-nilai Pancasila bisa menjadi kebiasaan dalam dunia akademik. Selain itu kerja sama dengan BPIP untuk mengingatkan pentingnya ideologi Pancasila di era digital sekarang,” kata Irene.
Kepada mahasiswa, Irene menyitir lirik lagu ‘Bangun Pemuda Pemuda’ yaitu ‘Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas, Tak usah banyak bicara trus kerja keras, Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih, Bertingkah laku halus hai putra negeri’.
Seminar diikuti puluhan mahasiswa UKSW secara luring dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, dan ratusan mahasiswa melalui aplikasi zoom. Dalam sambutan pengantarnya Dekan Fiskom UKSW Dr Ir Royke R Siahainenia MSi mengatakan, melalui seminar diharapkan nilai-nilai Pancasila dikaji dan diwariskan dalam proses pembelajaran di dunia kampus. (alkomari)