Selama PPKM, Konsumsi Daging Sapi Anjlog 50%
SEMARANG- Konsumsi daging sapi di Kota Semarang mengalami penurunan hingga 50% sebagai dampak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali sejak 10 hari terakhir. Penurunan terjadi lantaran banyaknya sektor perhotelan, restoran dan warung-warung makan yang dibatasi jam operasionalnya.
Ketua Perkumpulan Pengusaha Daging Sapi (PPDS) Kota Semarang, Hery Setiawan mengatakan, saat ini konsumsi daging sapi hanya sekitar 15 ton perhari. Padahal, sebelum adanya PPKM konsumsi harian daging sapi bisa mencapai 30 ton perhari.
“Saat ini permintaan daging sapi dari hotel, restoran, kafe, pasar modern, berkurang berkurang banyak. Begitu pula di pasar tradisional, warteg, bakso, juga berkurang karena jam operasional dibatasi,” katanya.
Menurutnya, harga daging sapi sampai saat ini masih cukup stabil pada kisaran Rp110 ribu sampai Rp115 ribu per kilogramnya. Harga tersebut bertahan sejak akhir tahun 2020 lalu.
“Untuk Kota Semarang harga daging sapi masih stabil sejak awal tahun. Tapi kalau dibandingkan akhir tahun lalu ada kenaikan antara Rp5.000 – Rp10.000 per kilogramnya,” ungkapnya.
Terkait dengan pasokan, Hery mengaku, sejauh ini masih lancar, sehingga belum membutuhkan stok tambahan. Adapun pasokan daging sapi di Kota Semarang masih dipasok dari sentra-sentra peternak lokal seperti, Boyolali, Klaten dan Sukoharjo.
Sementara, masih stabilnya harga daging sapi di Kota Semarang ini berbanding terbalik dengan kondisi harga daging sapi di wilayah Jabodetabek. Dalam beberapa hari terakhir harga daging sapi meroket tinggi, hingga membuat para pedagang memilih mogok jualan karena kesulitan menjual dagangan mereka.(zav)