Udinus Manfaatkan Sampah Plastik untuk Campuran Aspal Jalan
SEMARANG – Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang melakukan terobosan mengaspal jalan dengan menggunakan bahan dasar sampah plastik dipadukan dengan cairan aspal.
Pengaspalan dilakukan di jalan sekitar kampus dari jalan Yudistira hingga jalan Arjuna Raya, Kelurahan Pendrikan Kidul, Semarang Tengah, sepanjang hampir 1 kilometer (964 meter).
Rektor Udinus, Edi Noersasongko mengatakan, pengembangan sampah plastik tersebut merupakan program untuk menuju green campus, sekaligus kepedulian Udinus untuk mengurangi kerusakan lingkungan imbas banyaknya sampah plastik yang masih digunakan masyarakat.
Udinus juga telah bekerjasama dengan Balitbang kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia yang telah menghamparkan aspal plastik di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di jalan Gempol, Sidoarjo, Jawa Timur, kemudian Labuan Bajo, Makasar dan lainnya.
“Kami langsung mempraktekan dengan mengaspal jalan sekitar Udinus dan ini merupakan kegiatan yang diprakarsai Udinus bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang. Melalui kegiatan ini kami ikut serta membantu pemerintah Kota Semarang mensukseskan program Semarang Wegah Nyampah,” kata Edi, Senin (17/2/20).
Dia mengatakan, untuk mempersiapkan plastik sebagai bahan aspal, Udinus mengembangkan alat pencacah, serta mengandeng mahasiswa hingga PKK Kota Semarang untuk ikut berpartisipasi mengumpulkan sampah plastik.
Adapun kegiatan pengaspalan di area Udinus membutuhkan sekitar 444 Ton Aspal dan 1,6 ton sampah plastih yang sudah dicacah.
Proses pembuatan aspal plastic dilakukan di AMP (Aspalt Mixing Plant) dengan supervisi teknis dari peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) dan Balai Litbang Penerapan Teknologi Jalan dan Jembatan.
“Ini akan berlanjut, karena banyak permintaan dari masyarakat. Mudah-mudahan bisa memicu dan memacu perguruan tinggi lain untuk sama-sama peduli sampah,” ujarnya.
Dekan Fakultas Teknik Udinus, Dian Retno Sawitri menambahkan, pihaknya melakukan berbagai penelitian dan mencari ilmu di Pusjatan Kota Bandung. Menurutnya pemilihan sampah kresek sebagai bahan baku utama dikarenakan jenis sampah tersebut tidak memiliki nilai ekonomis.
“Proses dilakukan dengan tiga mesin pencacah dengan hasil cacahan ideal 3 mm. Jika ukuran tak ideal maka tak bisa menjadi campuran aspal. Sedangkan untuk presentase campuran plastik yakni 6 persen dari total aspal yang dibutuhkan,” jelasnya.
Disebutnya, penggunaan plastik sebagai campuran aspal jauh lebih tahan dengan air dan lebih kuat hingga 40 persen dibandingkan aspal pada umumnya.
“Kekuatan aspal plastik sudah diteliti di Pusjatan dan BBPJN 7 Surabaya dan kegiatan ini juga sebagai langkah pengurangan plastik di lingkungan,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengapresiasi langkah Udinus yang menjadi perguruan tinggi swasta pertama memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan campuran aspal.
Ia pun meminta PU Kota Semarang untuk memanfaatkan inovasi aspal plastik Udinus tersebut digunakan di jalan-jalan di Ibu Kota Jawa Tengah ini.
“Konsep ini bisa ditiru oleh PU Kota Semarang. Ini bukan lagi persoalan mahal atau murah namun membuat jalan lebih bagus, dan mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya sampah plastik,” pungkasnya. (ZP/05)