512 Hektar Sawah Terkena Banjir di Demak Pulih, Produksi Padi Digenjot

Demak – Hamparan sawah di Kecamatan Karangtengah kembali dipenuhi aktivitas. Deru mesin tanam padi terdengar berpadu dengan canda tawa para petani yang berkumpul, Rabu 27 Agustus 2025.
Dalam hitungan menit, ribuan bibit padi sudah tertata rapi di lahan yang beberapa waktu lalu masih tergenang banjir.
Inilah “Wiwitan Tandur Pari”, simbol dimulainya kembali penanaman padi di lahan yang sempat lumpuh akibat banjir. Bagi petani Demak, kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan titik balik dari perjuangan panjang mempertahankan sumber penghidupan.
“Pada awal 2025, produksi padi Demak sempat turun dari urutan tiga penyumbang pangan Jawa Tengah menjadi urutan lima. Kini kita genjot kembali, tidak hanya di Kecamatan Karangtengah, tetapi juga memetakan seluruh potensi lahan di Demak agar bisa ditanami lagi,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen.
Lahan yang semula terendam air seluas 512 hektar kini berangsur pulih. Air surut berkat kolaborasi lintas instansi. BI Jawa Tengah mendukung sarana, prasarana, dan operasional alat berat. Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah mengerahkan tenaga kerja swadaya, brigade pompa, dan dump truck.
Kemudian BBWS Pemali–Juana dan Dinas PUBMCK menyediakan excavator, sementara PT Pertamina memfasilitasi distribusi BBM. Dukungan tambahan datang dari Damkar Kabupaten Demak, Pemerintah Desa Dukun, serta pelaku usaha seperti PT Corin Mulia Gemilang, PT NBI, dan PT Djarum.
Hasilnya mulai terlihat. Dari total lahan terdampak, sekitar 231 hektar sudah kembali ditanami padi, sementara persemaian untuk 223 hektar lainnya sedang berlangsung dan akan terus bertambah.
Kepala BI Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menambahkan bahwa pemulihan tidak berhenti di lahan. BI juga memperkuat rantai perdagangan beras dengan membentuk Toko Pandawa Kita di Semarang dan 8 wilayah lain.
“Dengan jalur distribusi lebih pendek, harga pokok produksi bisa ditekan. Ke depan, kami ingin Demak juga punya toko serupa agar inflasi pangan terkendali,” jelasnya.***