72 Bus Trans Semarang Dikonversi ke Bahan Bakar Gas

SEMARANG- Sebanyak 72 Bus Trans Semarang akan dikonversi dari bahan bakar minyak menjadi gas. Hal ini menyusul ditandatanganinya kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dengan Pemkot Toyama Jepang, Rabu (9/1).
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, dirubahnya bahan bakar dari minyak menjadi gas akan mengurangi polusi di Kota Semarang. Hendi memaparkan, untuk program ini Pemkot mengelontorkan Rp 5 miliar begitupun dengan Pemkot Toyama Jepang.
“Untuk pembiayaan program ini kami berbagai 50% dari APBD pemkot dan 50% bantuan dari Pemkot Toyama, sehingga kegiatan ini dapat terealisasi,” kata Hendi Rabu (9/1).
Hendi menjelaskan, rencananya akan ada 3 terminal pengisian gas untuk Trans Semarang diwilayah Tambak Aji, Kaligawe dan Mangkang. Kendati demikian, untuk tahap pertama baru bisa mengisi gas di kawasan Tambak Aji.
“Rencananya akan ada 3 tempat pengisian gas untuk BRT di Tambak Aji, Kaligawe dan Mangkang untuk melayani 72 unit BRT yang akan dikonversi,” ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyambut baik kerjasama antara Semarang dan Toyama. Pasalnya, saat ini sudah saatnya penggantian bahan bakar minyak menjadi gas.
Menurut Ganjar, Kota Semarang bisa menjadi percontohan terhadap kota ataupun kabupaten lain menyediakan transportasi yang ramah lingkungan. Dia berpesan jangan hanya menyediakan transportasi yang ramah lingkungan namun juga harus murah.
“Saya apresiasi langkah Kota Semarang menggandeng Toyama untuk mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan. Tapi jangan lupa harganya juga harus terjangkau untuk masyarakat,” kata Ganjar.
Wali Kota Toyama Masashi Mori mengemukakan, jika konversi bahan bakar minyak menjadi gas cukup bisa menekan polusi sampai 40%. Menurutnya, Kota Semarang terpilih dari 100 kota yang disurvei oleh Jepang, sehingga pemberian bantuan ini sangat tepat.
“Kami sudah melakukan survei pada 100 kota di dunia dan Kota Semarang yang terpilih untuk menerima bantuan dari Pemerintah Jepang untuk melakukan konversi bahan bakar BRT dari minyak menjadi gas,” katanya.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setyadi mengatakan, Semarang bisa jadi contoh kepada kota lain untuk transportasi ramah lingkungan. Kota Semarang juga berhasil mengelola BRT dengan baik dibandingkan kota lain.
Dikatakan Budi, beberapa kota yang diberi hibah BRT dari Kementerian Perhubungan tak selamanya dikelola dengan baik. Dia mencontohkan seperti di Papua bantuan BRT dari Kemenhub belom dikelola secara maksimal.
“Semarang menjadi salah satu kota dengan komitmen tinggi terhadap pengelolaan BRT. Kami harap kota – kota lain yang memiliki BRT bisa mencontoh Semarang,” katanya. (ZP/07)