Embung Doya Diharapkan Bisa Atasi Kelangkaan Air di Desa Gambirmanis

SEMARANG- Pembangunan Embung Doya diharapkan bisa mengatasi kelangkaan air saat musim kemarau di Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri. Setiap musim kemarau, warga terpaksa membeli air karena sulit. Bahkan sebagian harus menjual sapi peliharaan untuk digantikan dengan air bersih.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso mengatakan, embung yang memiliki kapasitas 270.000 meter kubik tersebut akan difungsikan sebagai penampungan raksasa penadah air hujan dan aliran air di lokasi tersebut.
Dijelaskan, embung itu telah dibangun dengan konstruksi geomembran supaya tidak terjadi resapan air ke dalam tanah. Embung tersebut akan digunakan sebagai cadangan air bagi masyarakat Desa Gambirmanis yang menjadi salah satu daerah zona merah kekeringan di Kecamatan Pracimantoro.
“Embung Doya ini digunakan sebagai penampungan raksasa, sehingga nanti kalau musim penghujan diharapkan bisa mengurangi pembelian air bersih di Desa Gambirmanis tersebut. Insya Allah sangat bermanfaat bagi masyarakat,” ujar anggota Fraksi PKS DPRD Jateng tersebut, Selasa (15/1).
Pembangunan embung, lanjut Hadi, ada desain ulang (redesign). Ada beberapa tambahan prasarana di embung tersebut. Di antaranya adalah sumur yang digunakan untuk mengambil air bersih yang tertampung di Embung Doya tersebut. Kemudian, dibangun juga tiga titik saringan kasar berupa tumpukan batu berfungsi menyaring air.
“Sehingga dengan saringan itu, kalau air hujan masuk akan tersaring sebagai kolam pengendap dan kolam besar penyaringan. Dua desain ini merupakan desain khas embung di daerah kekeringan terutama daerah kars,” jelas pria asal Wonogiri tersebut. (ZP/06)