Ditopang Subsektor Tanaman Pangan, Nilai Tukar Petani Jateng Naik 1.20%
SEMARANG- Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah pada Agustus 2018 sebesar 102,50 atau naik 1,20% dibanding NTP bulan Juli 2018 yang sebesar 101,29. Peningkatan ditopang oleh sektor tanaman pangan.
“Tanaman pangan memang memberikan andil terbesar dalam kenaikan NTP di bulan Agustus yakni sebesar 2,26%,” kata Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widoyono, Senin (3/9).
Sentot menjelaskan, dari lima subsektor pertanian komponen penyusun NTP, empat subsektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,26%, subsektor Hortikultura naik sebesar 2,07%, subsektor Peternakan naik sebesar 1,00% dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,84%. Sedangkan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan indeks sebesar 1,60%.
Dijelaskan, pada Agustus 2018, komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain, gabah, jagung, ketela pohon/ubi kayu, , ketimun, bawang daun, tomat, salak, jeruk, kencur, jahe, sapi potong, sapi perah, kerbau, domba, kambing, udang, patin, mujair, rumput laut, kerang, belanak dan bandeng.
“Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain, komoditas lada/merica, kapuk, kelapa ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik/bebek, telur itik, telur ayam buras, telur ayam ras, tongkol, baronang dan layar,” jelasnya.
Dia menambahkan, dari 33 provinsi di Indonesia, pada Agustus 2018 kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 2,40%. Sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 1,25%.
Dikatakan, Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perdesaan di Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,49%, antara Iain disebabkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran bahan makanan.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Jawa Tengah Agustu: 2018 sebesar 108,86 atau naik 0,58% dibanding NTUP bulal sebelumnya yang sebesar 108,23. (ZP/05)