OVO Tunjuk Budi Kusmiantoro Jadi Chief Technology Officer
JAKARTA- OVO, platform pembayaran, rewards dan layanan keuangan dengan penerimaan terluas di Indonesia, hari ini mengumumkan penunjukkan Budi Kusmiantoro sebagai Chief Technology Officer (CTO). Dengan hampir 20 tahun pengalaman software engineering di perusahaan Silicon Valley seperti Google, Budi memiliki keahlian teknis yang dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan OVO, platform pembayaran nomor 1 di Indonesia berdasarkan volume pembayaran.
Budi bergabung dengan OVO dari Traveloka, salah satu portal online travel terdepan di Indonesia, di mana ia memegang posisi VP of Engineering. Ia berperan dalam memperbesar platform tersebut dan menjadikan Traveloka salah satu start-up unicorn di Indonesia. Bersama dengan timnya, Budi mempercepat pertumbuhan perusahaan dengan meluncurkan sejumlah produk dan fitur transportasi dan pembayaran. Sebelumnya, Budi juga memegang posisi engineering leader di beberapa perusahaan teknologi terkemuka di Silicon Valley, termasuk Senior Engineering Manager di Google dan Team Architect di Paypal.
“Saya sangat senang dapat mengambil peran di OVO dan memiliki kesempatan yang luar biasa untuk menyelesaikan tantangan terbesar di Indonesia: memberi akses kepada UMKM dan konsumen atas layanan keuangan dan pembayaran non-tunai, di mana pun di Indonesia. Saat ini kami telah menjadi platform pembayaran digital dengan penerimaan terluas dan kami dapat membangun layanan dan fitur baru yang benar-benar dapat membuat hidup lebih mudah bagi UMKM dan konsumen di seluruh Indonesia,” ujar Budi Kusmiantoro, CTO, OVO, Selasa (18/9).
Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun setelah resmi diluncurkan, dompet digital OVO tersedia di lebih dari 60 juta ponsel, dan sebentar lagi tersedia di lebih dari 350,000 gerai di 212 kota, mengungguli perusahaan dompet digital lain di Indonesia. Baru-baru ini OVO juga mengumumkan telah menjadi platform pembayaran nomor 1 berdasarkan volume pembayaran dan merupakan satu-satunya platform di Indonesia yang diterima secara luas di seluruh toko ritel, yang membentuk perekonomian sebesar 96%. OVO sudah diterima di 90% mall di Indonesia, termasuk hypermarket, department store, kedai kopi, bioskop, operator parkir dan jaringan rumah sakit terkemuka. (ZP/05)