BKIPM Tingkatkan Ekspor Rajungan di Jateng
SEMARANG- Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Kota Semarang, saat ini tengah memacu hasil produksi komoditas rajungan di Jawa Tengah. Pasalnya, Jateng merupakan salah satu pengekspor rajungan terbesar di Indonesia.
Adapun, data yang dirilis BKIPM Semarang sampai Agustus 2018 total eskpor rajungan mencapai 234 ton atau menyumbangkan 37,4% produk hasil perikanan Jawa Tengah.
Kepala BKIPM Semarang, Raden Gatot Perdana menuturkan, saat ini rajungan memang menjadi primadona ekspor. Sebab, dari seluruh komoditas hasil perikanan di Jateng rajungan menempati urutan pertama.
“Rajungan memang menjadi andalan Jateng dalam ekspor hasil perikanan. Ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan rajungan dari luar negeri khususnya dari Amerika Serikat dan beberapa negara Asia,” kata Gatot Rabu (3/10).
Dia menjelaskan, Amerika Serikat dan beberapa negara Asia masih menjadi andalan Jateng untuk mengeskpor ranjungan. Permintaan dari negara-negara tersebut cukup banyak.
Dia melanjutkan, untuk rajungan dengan kualitas eskpor kebanyakan didatangkan dari beberapa daerah di Jateng bagian Utara. Selain itu, BKIPM juga menerima rajungan dari beberapa daerah di Pulau Sulawesi dan Indonesia Timur.
Sementara itu, Sekretaris Asosiasi Pengelolaan Ranjungan Indonesia (APRI) Bambang Arif Nugraha mengatakan, Jawa Tengah masuk peringkat ketiga untuk penyumbang rajungan setelah Jawa Timur dan Jawa Barat.
Untuk jumlah nelayan rajungan, lanjut dia berjumlah 90.000 orang dan 20% berasal dari Jawa Tengah. Jumlah ini cukup banyak mengingat Jateng masuk dalam zona kuning untuk penangkapan rajungan.
“Pennyumbang rajungan terbesar masih dari Jawa Timur. Untuk itu, kami sedang memacu ekspor rajungan di Jateng agar terus alami peningkatan, seiring dengan banyaknya nelayan rajungan,” ucapnya. (ZP/05)