BI Jateng Pastikan Inflasi September 2025 Stabil Meski Emas dan Pangan Naik
Semarang – Inflasi Jawa Tengah pada September 2025 tercatat sebesar 0,21 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi -0,10 persen. Angka ini sejalan dengan inflasi nasional yang juga berada di level 0,21 persen. Secara tahunan, inflasi Jawa Tengah mencapai 2,65 persen (yoy), sama dengan inflasi nasional.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Andi Reina Sari H, mengatakan seluruh kota pantauan di Jateng mencatatkan inflasi bulanan. Inflasi tertinggi terjadi di Cilacap sebesar 0,34 persen, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Wonogiri sebesar 0,12 persen.
“Penyumbang utama inflasi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,12 persen. Kenaikan harga terutama dipicu daging ayam ras yang naik seiring peningkatan harga pakan, telur ayam ras karena terbatasnya produksi akibat percepatan afkir ayam, serta cabai merah setelah masa puncak panen berakhir. Sementara bawang merah justru mengalami penurunan harga karena pasokan melimpah dari sentra Brebes,” jelas Andi.
Ia menambahkan, inflasi juga dipengaruhi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,08 persen.
“Kenaikan terutama berasal dari harga emas perhiasan yang terdorong oleh harga emas dunia. Data Trading Economics menunjukkan harga emas dunia pada September 2025 naik 10,91 persen dibanding bulan sebelumnya dan 41,76 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya.
Meski ada tekanan inflasi, penurunan tarif transportasi menahan kenaikan lebih lanjut.
“Kelompok transportasi justru mengalami deflasi dengan andil -0,02 persen berkat program diskon tarif kereta api. PT KAI memberikan potongan harga hingga 20 persen dan flash sale tiket Rp80 ribu pada 28 September 2025 dalam rangka HUT ke-80,” terang Andi.
Ke depan, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah berkomitmen menjaga inflasi tetap terkendali.
“Kami akan terus memperkuat koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan agar inflasi terjaga di rentang sasaran 2,5 ± 1 persen, terutama melalui upaya menjaga pasokan dan kelancaran distribusi barang,” tegasnya.*