BI Jateng Perkuat Nilai-Nilai Adab dan Kebahagiaan Lewat Bedah Buku

Semarang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah (KPwBI Jateng) menggelar Serial Bedah Buku ketiga bertema “Refleksi Tiga Zaman (Sejarah, Sains, Filsafat) Menuju Bangsa Beradab” pada Jumat (21/11/2025).
Bedah buku menampilkan akademisi sekaligus penulis buku filsafat populer, Fahruddin Faiz, untuk mengupas bukunya yang berjudul Menaklukkan Kebahagiaan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen BI Jateng dalam menanamkan nilai-nilai kebudayaan, etika, dan pemikiran kritis guna mendukung pembangunan ekonomi yang lebih manusiawi.
Kepala BI Jateng, Rahmat Dwisaputra, menegaskan bahwa arah pembangunan ekonomi tidak semestinya hanya berfokus pada keuntungan materi.
“Pembangunan ekonomi bukan semata-mata mencari keuntungan atau mengalahkan pesaing. Ekonomi harus dibangun dengan etika,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kemajuan bangsa tidak cukup ditopang aspek teknis, tetapi juga pemahaman terhadap sejarah, cara berpikir ilmiah, dan pandangan filosofis.
“Kita perlu memahami sejarah kita sebagai bangsa, berpikir metodologis dan sistematis, serta menjadikan filsafat sebagai pengikat nilai. Itu yang membuat kita dapat menentukan apa yang terbaik bagi diri kita dan masyarakat,” katanya.
Rahmat juga menyoroti pentingnya memupuk karakter dan kebijaksanaan di tengah budaya serba cepat saat ini. Menurutnya, banyak anak muda merasa terbebani oleh tekanan pekerjaan hingga mengganggu ketenangan batin.
“Kadang-kadang generasi muda terlalu mencari bahagia di luar dirinya. Padahal kebahagiaan itu justru akan muncul ketika kita memahami diri sendiri dan proses yang kita jalani,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa upaya membangun bangsa beradab tidak bisa dilakukan secara instan. Rahmat mengajak masyarakat untuk mulai mendidik diri, keluarga, dan lingkungan sekitar agar terbiasa dengan nilai etika dan integritas.
“Kalau jalan yang mudah itu justru membawa kita pada kehancuran. Jalan yang mendaki, yang penuh kebaikan, itulah yang akan membawa kita pada keberhasilan,” tambahnya.
Rahmat berharap acara ini dapat memberikan pencerahan bagi peserta pada umumnya, pegawai BI dan generasi muda, mengenai hubungan antara kebahagiaan, etika, dan pembangunan ekonomi.***
