Job Fair Disnakertrans Jateng di Pemalang, Ada Lowongan 6.900 Formasi
SEMARANG – Anda yang sedang mencari pekerjaan? Mungkin sempatkan waktu untuk datang ke ajang pemeran kesempatan kerja (Job Fair) di Pemalang, pada Sabtu – Minggu (18-19/8). Job Fair yang digelar oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah, sekaligus memeriahkan Pesta Rakyat Jawa Tengah sebagai rangkaian kegiatan memperingati hari jadi ke-68 Provisi Jateng itu, setidaknya akan ada sebanyak 6.900 formasi lowongan.
Kepala Disnakertrans Jateng, Wika Bintang mengatakan, setidaknya terdapat 40 perusahaan yang akan memeriahkan Jobfair itu. Perusahaan itu diantaranya berasal Kabupaten Pemalang, Tegal, Brebes, Pekalongan, Batang, Semarang, Surakarta, Demak, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Timur. Dari puluhan perusahaan itu setidaknya bakal menyediakan lowongan pekerjaan untuk 6.900 orang.
“Saat ini masih banyak jumlah angkatan kerja di Jateng yang menganggur. Harapan kami, angkata kerja yang menganggur itu bisa segera tertapung,” kata Wika kepada wartawan Selasa (14/8).
Wika memperlihatkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017. Berdasar data itu, jumlah angkatan kerja di Jateng capai 18,01 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja 17,19 juta orang. Sisanya atau 0,82 juta orang berstatus pengangguran terbuka. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jateng mencapai 4,55 persen. Meski lebih rendah dari TPT nasional, Wika ingin angka itu secara menerus ditekan.
“Faktor utama penyebab tingginya pengangguran adalah keterbatasan informasi para pencari kerja dan ketersediaan tenaga kerja,” ucapnya.
Disisi lain, dia mengatakan, saat ini sedang menghadapi masa Revolusi Industri jilid 4. Banyak bermunculan digitalisasi, mekanisasi, otomatisasi produksi, e-commerce dan penggunaan internet of thing. Mau tidak mau, bangsa Indonesia, tak terkecuali Jawa Tengah juga sudah pasti masuki masa itu.
Wika menambahkan masih adanya masalah klasik berupa ketiadaan link and match antara dunia pendidikan dan pasar kerja.
“Sering sekali pemberi kerja mengajukan syarat pengalaman kerja. Padahal kebanyakan pencari kerja adalah fresh graduate (baru lulus). Sehingga tidak nyambung. Kami berharap, agar fleksibel antara penyedia kerja dengan pencari kerja,” pinta Wika. (zp/03)