Kapolda dan IMM Jateng Salat Ghaib untuk Mahasiswa Meninggal saat Demo

SEMARANG – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Tengah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jateng melakukan aksi solidaritas atas meninggalnya dua kader IMM di Sulawesi Tenggara saat melakukan demo terkait RKUHP beberapa waktu lalu.
Mereka mendatangi Mapolda Jateng dan ingin bertemu dengan Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.
Beberapa saat kemudian, massa aksi dipersilakan masuk ke Masjid kompleks Mapolda Jateng untuk melaksanakan salat dhuhur sekaligus salat ghaib bersama Kapolda.
Usai salat, Ketua DPD IMM Jateng, Badrun Nuri menyampaikan sikap atas peristiwa di Sultra yang mengakibatkan kader IMM menjadi korban penembakan.
“Kami ingin polisi mengusut tuntas dan cepat atas kasus ini. Polisi seharusnya juga tidak melakukan tindakan represif pada demonstran, apalagi sampai melakukan penembakan. Menurut kami itu tidak sesuai SOP pengamanan aksi,” kata Badrun, Senin (30/9).
Badrun menginginkan agar kepolisian ke depannya bisa meningkatkan profesionalitasnya agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamanan demonstrasi di mana pun aksi digelar.
Rycko kemudian menanggapi apa yang disampaikan Badrun. Menurut Rycko, pengamanan demonstrasi yang dimaksud harus sesuai instruksi pimpinan tertinggi polisi, yaitu secara persuasif.
“Apa yang terjadi di Kendari harus diusut tuntas. Kami mendukung upaya pengusutan kasus ini dan semoga nantinya bisa jelas siapa pelakunya,” kata Rycko.
Kapolda juga merasa prihatin atas apa yang terjadi dan menginginkan agar pelaku penembakan mendapatkan hukuman yang seadil-adilnya.
Dia mengimbau kepada para mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi, bahwa unjuk rasa bisa dilakukan dengan damai. Pengamanan demonstrasi, lanjut Rycko akan selalu dilakukan atas dasar pelayanan dan perlindungan kepada peserta aksi. (ZP/06)