Nasmoco Pertahankan Toyota sebagai Market Leader di Jateng dan DIY

Semarang – Nasmoco Group masih mempertahankan posisinya sebagai market leader penjualan mobil di Jawa Tengah. Hingga bulan November 2019 Nasmoco menguasai market share di atas 30%.

Managing Director Nasmoco Group Fatrijanto mengatakan, kondisi pasar otomotif saat ini masih cukup tertekan yang berdampak pada menurunnya pasar otomotif. Namun demikian kata dia penjualan produk Toyota di Jawa Tengah masih cukup baik dan masih tetap menjadi market leader untuk penjualan Mobil. 

“Penguasaan market share Toyota justru meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama 2018. Kesuksesan ini tidak lepas dari pencapaian positif sejumlah produk andalannya, seperti New Avanza, New Fortuner, All New Rush, New Innova, New Alphard dan New Hiace  yang menguasai market untuk segmennya masing-masing dan justru mengalami pertumbuhan market share di beberapa bulan terakhir 2019 ini,” katanya, Rabu (19/12). 

Dipaparkannya, tahun ini segmen MPV Low, terjadi kenaikan market share sebesar 2,5% menjadi 35,4% di bulan November 2019 dan berangsur jauh meninggalkan pesaingnya. Capaian tersebut juga sukses membawa penjualan Avanza tembus 1,8 juta unit secara nasional sejak 16 tahun kehadirannya di Indonesia.

Sementara untuk New Fortuner juga berhasil menjadi market leader. Trend 2 bulan terakhir sebagai kendaraan SUV High terlaris dengan kenaikan market share 3% menjadi 33,1% di bulan November 2019.

Di segmen SUV Medium, All New Rush sejak versi terbarunya di-launching akhir 2017, mendapat respon positif dari pasar. Market share Rush sampai dengan bulan November tercatat 43,3% dan justru naik naik 8% dibanding periode yang sama tahun 2018. RS Rush juga naik 13,2% menjadi total 3.035 unit (year to month). 

Innova berada di segmen MPV Medium yang mengalami kenaikan market sebesar 3,8% dibanding tahun lalu. Hal ini menunjukkan segmen menengah ke atas tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi dan politik yang cukup menekan di industri otomotif. New Innova sendiri mencatatkan kenaikan marketshare sebesar 0,9% menjadi 92,8% (year to month).

Khusus untuk segmen MPV Premium, New Alphard juga mencatat kenaikan penjualan signifikan sebesar 65,8% dari 100 unit menjadi 152 unit (year to month).

Sementara dari segmen komersial kehadiran Hi-Ace Premio cukup menarik perhatian yang membawa penjualan Hi-Ace secara total juga tumbuh 72,5% dari 263 unit menjadi 363 unit (year to month). Hal ini menunjukkan Hi-Ace sangat diterima di kalangan bisnis/ komersial di sektor transportasi.

Namun, diakui Fatrijanto, meski Nasmoco masih menjadi market leader, penjualan di tahun 2019 ini terjadi penurunan sekitar 8-10% dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu Nasmoco mampu menjual hingga 27 ribu unit dan tahun ini diperkirakan hanya akan sampai 25 ribu unit sampai akhir Desember 2019. 

“Penurunan penjualan ini karena memang market otomotif di Jawa Tengah mengalami penurunan hingga 12% dibandingkan tahun lalu,” ujarnya. 

Nasmoco semakin optimistis mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader otomotif di Jateng dan DIY, menyusul angin segar yang menyebutkan adanya kenaikan 2,5% tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) yang baru diberlakukan di DKI Jakarta menjadi 12,5% mulai 11 Desember 2019 ini.

Kenaikan tarif BBN-KB juga akan berlaku di Jawa Timur mulai 2 Januari 2020. Kenaikan tarif BBN-KB di kedua provinsi tersebut menyusul pemberlakuan tarif 12,5% yang telah diberlakukan di provinsi Jawa Barat sejak 1 April 2019.

Dengan kenaikan BBN-KB di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur, membuat harga otomotif di Pulau Jawa ini fair dan semakin kompetitif, karena tidak ada selisih harga yang terlalu signifikan. 

“Selama ini banyak kita dapati kendaraan ber plat nomer Jakarta, karena memang banyak konsumen yang memilih membeli kendaraan dari Jakarta karena selisih harga yang tinggi dibandingkan di Jawa Tengah. Oleh karena itu dengan kenaikan BBN ini nanti selisih harga di Jakarta dan Jawa Tengah tidak akan terpaut jauh,” tandasnya. (Zp/04)