Pemprov Jateng Terima Dana Insentif Fiskal Rp5,6 Miliar
JAKARTA – Berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerima dana insentif fiskal. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 353 Tahun 2024, insentif fiskal yang diterima Pemprov Jateng sebesar Rp5,6 miliar.
“Alhamdulillah Jawa Tengah turun angka kemiskinan ekstremnya. Jateng termasuk sembilan provinsi yang mendapat apresiasi berupa insentif, terkait dengan penurunan kemiskinan ekstrem,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno, di sela Rapat Koordinasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, di Auditorium Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Ditambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, jumlah penduduk miskin di provinsi ini pada Maret 2024 sebanyak 3,70 juta orang, atau mengalami penurunan sebanyak 87,17 ribu orang (0,30%), dibandingkan Maret 2023 yang jumlahnya mencapai 3,79 juta orang. Sedangkan untuk angka kemiskinan ekstrem, turun dari 1,97% pada 2022, menjadi 1,11% pada 2023.
“Kita masih punya pekerjaan rumah (PR), karena angkanya belum nol persen, ini adalah PR kita bersama. Mari kita bareng-bareng (mencapai target) dengan teman-teman (pemerintah) kabupaten/ kota,” ujarnya.
Selain pemerintah provinsi, sejumlah kabupaten kota di Jawa Tengah juga mendapat apresiasi yang sama dari pemerintah pusat. Di antaranya Kota Salatiga, Kabupaten Pati, dan Wonosobo.
Sumarno menyatakan, ke depan pekerjaan rumah akan bertambah, mengingat sistem pengukuran kemiskinan ekstrem berubah menjadi berbasis pendapatan keluarga. Tak pelak, angka kemiskinan ekstrem diperkirakan akan menjadi lebih besar.
Terlepas dari itu, Sumarno berharap apresiasi yang diterima ini menjadi motivasi. Terutama, dalam mengakselerasi penghapusan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.
Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menyampaikan, pemerintah telah menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem mendekati nol persen di Indonesia.
“Kami optimis target ini bisa tercapai, mengingat tingkat kemiskinan ekstrem yang semula 1,12 persen pada Maret tahun lalu, sudah turun hingga 0,83 persen pada Maret tahun ini, mendekati nol persen,” kata Wapres.***