Permintaan Lesu, Ekspor Jateng Turun 6,84%
SEMARANG- Lesunya permintaan tekstile di beberapa negara tujuan ekspor menyebabkan ekspor di Jawa Tengah (Jateng) pada bulan September 2018 mengalami penurunan sebesar 6,84%.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jateng mencatat, nilai ekspor Jateng pada September 2018 mencapai US$ 535,93 juta atau mengalami penurunan sebesar 6,84% dibanding ekspor Agustus 2018 yang sebesar US$ 575,27 juta.
Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widoyono mengatakan, penurunan ekspor tersebut diakibatkan menurunnya permintaan produk tekstil dan barang tekstil ke sejumlah negara utamanya dari Amerika Serikat (AS).
“Ada penurunan ekspor tekstil dan barang tekstil turun karena perbedaan musim di sana (AS), sehingga permintaannya turun,” kata Sentot, Senin (15/10)
Namun, lanjut Sentot, bila dibandingkan dengan September 2017 atau year on year, ekspor Jateng naik sebesar US$ 37,97 juta atau 7,62%. Ekspor kumulatif Januari-September 2018 mencapai US$ 4.923,19 juta atau naik 11,50% dari ekspor kumulatif Januari-September 2017 sebesar US$ 4.415,56.
Ditambkan, negara pangsa pasar utama ekspor Jateng selama periode Januari-September 2018 adalah Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok. Ekspor kumulatif ke ketiga negara tersebut, selama periode Januari-September 2018 masing-masing tercatat sebesar US$ 1.356,11 juta, US$ 624,59 Juta, dan US$ 397,92 juta.
“Peranan ketiga negara tersebut terhadap ekspor Jateng periode Januari-September 2018 mencapai 48,32%,” ujarnya.
Dilanjutkan, ekspor Jateng ke kawasan ASEAN selama periode Januari-September 2018 mencapai US$ 454,89 juta atau berkontribusi sebesar 9,24% terhadap total ekspor Jateng. Sedangkan ekspor ke kawasan Uni Eropa tercatat sebesar US$ 621,82 juta atau berkontribusi sebesar 12.63%.
Sementara ekspor ke kawasan negara negara utama lainnva (9 negara) tercatat sebesar US$ 2.992,42 juta. Ekspor Jawa Tengah ke 9 negara tujuan utama memiliki kontribusi terbesar yakni sebesar 60.78% terhadap total ekspor Jawa Tengah periode Januari-September 2018. (ZP/05)