Ini 5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Jateng pada Desember 2018
SEMARANG- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat, pada bulan Desember 2018 di Jateng terjadi Inflasi sebesar 0,44% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 132,98.
Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widodo mengatakan, ada 5 Komoditas utama yang menjadi penyumbang dominan terjadinya inflasi sepanjang bulan Desember tersebut.
“Penyebab utama inflasi Jateng pada bulan Desember 2018 adalah naiknya harga telur ayam ras, daging ayam ras, angkutan udara beras dan bawang merah,” kata Sentot, Rabu (2/1).
Sedangkan, kata dia yang menahan laju inflasi Jateng yakni turunnya harga salak, cabai merah, bawang putih, minyak goreng dan bandeng.
Dilanjutkan, inflasi terjadi di enam kota di Jawa Tengah. Kota Surakarta mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 0,57% dengan IHK sebesar 129,30 diikuti inflasi di Kota Purwokerto sebesar 0,53% dengan IHK sebesar 131,87.
Kemudian Kota Kudus terjadi inflasi sebesar 0,48% dengan IHK sebesar 140,92, Kota Tegal sebesar 0,47% dengan IHK sebesar 131,35, Kota Cilacap sebesar 0,45% dengan IHK sebesar 137,73 dan lnflasi terendah terjadi di Kota Semarang sebesar 0,36% dengan IHK sebesar 132,70.
Disebutnya, pada Desember 2018 inflasi terjadi di seluruh ibukota provinsi di Pulau Jawa. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 0,71%, diikuti Kota Surabaya sebesar 0,65%, Kota Serang sebesar 0,64%, DKI Jakarta sebesar 0,60%, Kota Yogyakarta sebesar 0,57% dan inflasi terendah terjadi di Kota Kota Semarang sebesar 0,36%.
Sementara itu lanjutnya, tingkat inflasi tahun kalender bulan Januari 2018 – Desember 2018 maupun tingkat inflasi tahun ke tahun/Y on Y bulan Desember 2018 terhadap Desember 2017 di Jateng terpantau sebesar 2,82%.
“Posisi ini lebih rendah dibandingkan tingkat nasional maupun dibandingkan inflasi tahun 2017 dan 2016,” ucapnya. (ZP/05)